Kamis, 29 Juni 2017

KEUTAMAAN SEDEKAH "PEMBUKA JALAN KESULITAN"

Assalamualaikum sahabat,  kali ini aku mau bercerita sedikit tentang keutamaan sedekah, aku sedang tidak belajar menjadi seorang ustadzah,  gak sama sekali,  karena ilmu agamaku pun belum setinggi itu, aku hanya ingin berbagi cerita semata. Lets fokus on my story 😊
Sedekah adalah memberikan sebagian kecil hak seseorang kepada orang lain yang membutuhkan, itu adalah makna sedekah yang selama ini aku yakini. Jujur aku sering sekali mendengarkan tausiah-tausiah di TV bahkan di pengajian tentang keutamaan sedekah, walaupun begitu, aku hanya sekedar mengetahuinya saja,  tapi untuk mengamalkannya itu sangat sedikit aku lakukan bahkan bisa dibilang jarang,  padahal orang tuaku kerap mengingatkanku akan hal itu, apalagi saat-saat lebaran seperti sekarang atau saat kita berada di masjid, cuma jarang aku amalkan (hanya sesekali saja).
Tahun 2008 aku memutuskan untuk kuliah, setelah satu tahun aku tidak melanjutkan kuliah selepas SMA karena kecewa tidak diizinkan orang tua berangkat ke jogja. Aku memutuskan kuliah disalah satu universitas negeri di kotaku, kecewaku masih belum sepenuhnya hilang, karenanya daripada aku tidak kuliah aku memutuskan kuliah dengan mengambil jurusan serampangan,  aku memilih sosiologi sebagai alternatif psikologi yang tak bisa ku ambil di kota pelajar.
Jujur saja, keluargaku bukanlah keluarga berada, ayahku hanyalah seorang buruh bangunan biasa, ibuku seorang buruh cuci keliling, tapi aku yakin aku bisa mengubah itu semua dengan kuliah, ibuku bekerja mati-matian untuk memenuhi kebutuhan kuliahku, terutama biaya semester, sementara biaya hidupku,  aku mendapatkannya sediri dari kerja paruh waktu, dan hasil menulis.
Dua tahun kuliah, ibuku masih mampu membiayai uang kuliahku, sampai saat itu datang, mungkin saat itu dirumah sedang banyak kebutuhan sehingga ibuku terlambat membayar uang semesteranku,  aku terancam tidak bisa mengikuti ujian semester, seminggu lagi ujian akan berlangsung tapi aku belum juga membayar uang semesterku,  gelisah sudah pasti, dan sempat juga terpikirkan olehku untuk berhenti kuliah, tapi pikiran itu segera ku usir pergi dari otakku.
Aku pasrah, aku percaya tuhan akan membantuku, ntah dengan cara apa, tapi aku percaya padaNya. Siang itu di tengah kegelisahan ku, aku duduk termangu di alun-alun kota, pikiranku kosong, kacau, tapi aku tidak ingin menyerah begitu saja "ayoo masa cuma karena hal kecil ini kamu jatuh" gumamku dalam hati. Genggamanku terhadap botol aqua di tanganku saat itu semakin erat. Aku terus saja berpikir bagaimana caranya uang semesteranku terbayar dan aku bisa ikut ujian.

Tiba-tiba mobil sedan keluaran 90an berhenti di belakangku, awalnya aku mengira mobil tersebut adalah salah satu mobil pengunjung yang hendak beristirahat atau sekedar duduk santai di alun-alun. Seorang bapak-bapak usia 40an keluar dari dalam mobil dengan ekspresi bingung, dia melihat keseliling seperti mencari sesuatu, ia membuka kap mobil seperti memastikan keadaan mobilnya baik-baik saja, tapi kembali dia terlihat seperti orang kebingungan.
Aku yang sedari tadi memperhatikan si bapak akhirnya memberanikan diri bertanya
"ada apa pak? " aku melangkah mendekat ke si bapak.
Si Bapak menoleh ke arahku dan seperti terkaget
"eh..  Ini dek,  air radiator bapak kayanya kering"
Aku memperhatikan air aqua ditangan ku,   disatu sisi air aqua seperti harapan hidup untukku, di sisi lain si bapak membutuhkannya supaya mobilnya bisa jalan. Disela kebimbangan ku,  aku teringat kembali dengan tausiah-tausiah di TV tentang keutamaan sedekah.
Aku mungkin tidak bisa menyedekahkan harta benda,  tapi aqua ditanganku saat ini insyaallah bisa menjadi manfaat untuk si bapak.
"nih pak, bisa gak pake air aqua ini buat gantiin sementara air radiator bapak" aku menyodorkan air mineral 1,5 liter yang ku pegang sedari tadi.
"gak papa dek, ini bapak pake dulu? " tanya si bapak ragu, sepertinya si bapak bisa melihat ekspresiku yang sangat membutuhkan air itu.
"iya pak..  Gak papa,  bapak pake aja, mudah-mudahan mobil bapak bisa jalan"
Si bapak mengambil air mineral di tanganku, dan mengisi air radiatornya, sambil menuangkan air radiator si bapak bertanya dimana aku tinggal dan lain sebagainya,  hingga sampailah pada pertanyaan pamungkas yang mungkin sedari tadi ingin bapak tersebut ketahui, hanya saja tidak nyaman jika langsung membrondong aku dengan pertanyaan tersebut.
“maaf dek, kalo bapak boleh tau, kamu sedang ada masalah apa? Sedari tadi bapak lihat wajahmu kaya gelisa gitu”

Pertanyaan tersebut membuatku terpukau sejenak, aku ragu apakah aku harus menceritakan masalahku atau tidak kepada si bapak, karena secara gak langsung si bapak adalah orang yang baru aku kenal, rasanya tidak etis jika aku tiba-tiba bercerita tentang masalah yang sedang aku hadapi.
Mendapati wajah keraguanku, si bapak kembali meyakinkan aku untuk menceritakan masalahku.

“ga papa dek, cerita aja, barang kali bapak bisa bantu, ya hitung-hitung balas kebaikanmu yang sudah merelakan air mineralmu ini buat bapak.”

Agak ragu, namun aku memberanikan diri menceritakan segalanya, seperti ada keajaiban tak terduga, si bapak tiba-tiba menyodorkan sebuah kartu nama, di dalam kartu nama itu tertera nama si bapak dan tempat bapak itu bekerja. Si bapak ternyata adalah seorang pimpinan sebuah surat kabar di kotaku. Mendengar ceritaku dan pengalamanku, si bapak menawarkan aku bekerja paruh waktu di kantor surat kabar tersebut, dia memintaku datang ke kantornya ke esokan hari.

Disanalah aku merasa kejaiban sedekah itu, keesokah harinya aku dikontrak oleh surat kabar tersebut untuk menjadi tenaga penulis freelance gitu, awalnya juga aku tidak paham seperti apa tugasku, namun setelah si bapak menjelaskan barulah aku paham tugasku disana. Aku langsung dibayar dimuka dan hari itu juga aku bisa membayar uang semesteranku dan mengikuti ujian semester saat itu.

Berkat kebaikan si bapak pula aku bisa menyelesaikan pendidikan S1 ku, tanpa membebani orang tuaku lagi, walaupun kadang-kadang orang tuaku masih mengirimi aku uang. Dan semua itu tidak hanya berhenti disana, selepas kuliahpun aku ditawarkan untuk bekerja disana, kurang lebih dua tahun pasca lulus aku bekerja disana, dan mantap memutuskan untuk menjadi seorang guru. Banyak ilmu yang aku dapat dari kejadian itu, salah satunya adalah keyakinan ku yang semakin kuat terhadap kekuatan dan keutamaan sedekah.

Sedekah bukan semata-mata memberi sebagian hartamu yang menjadi hak orang lain, tapi sedekah juga bisa menjadi pembuka jalan bagi setiap kesulitan dan penyucian atas harta yang engkau dapatkan. Tidak peduli sekecil apapun yang kau beri tapi ingatlah janji  Allah bahwa Dia akan menggantikan itu ketika keikhlasan atas apa yang kau beri dan niat tulus hanya karena Allah dan kebaikan atas sesamamu.

Dan dalam sebuah hadits dikatakan :

“sesungguhnya di dalam sedekah-sedekah itu ada lima perkara, menambah hartamu, menjadi obat penyakitmu, menghindari bahaya, mempermudah segala urusanmu, masuk surga tanpa hisab.” (sumber cacatan mslimah)


Semoga ceritaku ini bermanfaat buat kita semua, dan jika ada kata-kata yang salah dan menyingung para pembaca, aku meminta maaf, kritik dan saran kalian pastilah sangat membantu untuk kebaikan tulisan-tulisanku brikutnya. And than sebelum syawal berganti, aku mau mengucapkan minalaidinwalfaizin mohon maaf lahir bathin ya semua, wassalamualaikum.

Rabu, 28 Juni 2017

PUISI KENANGAN

Tanpa Judul

By. R.H.M
(2010)

Dalam kau jauh.. aku selalu menunggu

Menyimpan bayangmu dalam ladang hatiku

Namun... begitu kau dan aku tak lagi menyatu

Rindu ini bukan milikmu lagi..

Dia hanya sekelebat bayang semu yang menghiasi tidurku.

Bukan.. Bukan aku yang terlalu anggkuh padamu

tapi, waktu selalu menggiring langkahku.

Jujur.. aku tidak mampu meninggalkan bayangmu

Namun waktu berhasil memuntahkan semua harapanku.. impianku.. untuk mencintaimu

Bukan... Bukan aku..

tapi bibirku yang tak mampu bicara dan tersenyum lagi untukmu..

BENTUK HUBUNGAN SOSIAL INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM MASYARAKAT

  Hubungan sosial merupakan fenomena sosial yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan sosial dalam masyarakat heterogen cend...