Assalamualaikum
sahabat, kali ini aku mau bercerita sedikit tentang keutamaan sedekah,
aku sedang tidak belajar menjadi seorang ustadzah, gak sama sekali,
karena ilmu agamaku pun belum setinggi itu, aku hanya ingin berbagi cerita
semata. Lets fokus on my story 😊
Sedekah
adalah memberikan sebagian kecil hak seseorang kepada orang lain yang
membutuhkan, itu adalah makna sedekah yang selama ini aku yakini. Jujur aku
sering sekali mendengarkan tausiah-tausiah di TV bahkan di pengajian tentang
keutamaan sedekah, walaupun begitu, aku hanya sekedar mengetahuinya saja,
tapi untuk mengamalkannya itu sangat sedikit aku lakukan bahkan bisa dibilang
jarang, padahal orang tuaku kerap mengingatkanku akan hal itu, apalagi
saat-saat lebaran seperti sekarang atau saat kita berada di masjid, cuma jarang
aku amalkan (hanya sesekali saja).
Tahun
2008 aku memutuskan untuk kuliah, setelah satu tahun aku tidak melanjutkan
kuliah selepas SMA karena kecewa tidak diizinkan orang tua berangkat ke jogja.
Aku memutuskan kuliah disalah satu universitas negeri di kotaku, kecewaku masih
belum sepenuhnya hilang, karenanya daripada aku tidak kuliah aku memutuskan
kuliah dengan mengambil jurusan serampangan, aku memilih sosiologi
sebagai alternatif psikologi yang tak bisa ku ambil di kota pelajar.
Jujur
saja, keluargaku bukanlah keluarga berada, ayahku hanyalah seorang buruh
bangunan biasa, ibuku seorang buruh cuci keliling, tapi aku yakin aku bisa
mengubah itu semua dengan kuliah, ibuku bekerja mati-matian untuk memenuhi
kebutuhan kuliahku, terutama biaya semester, sementara biaya hidupku, aku
mendapatkannya sediri dari kerja paruh waktu, dan hasil menulis.
Dua
tahun kuliah, ibuku masih mampu membiayai uang kuliahku, sampai saat itu
datang, mungkin saat itu dirumah sedang banyak kebutuhan sehingga ibuku
terlambat membayar uang semesteranku, aku terancam tidak bisa mengikuti
ujian semester, seminggu lagi ujian akan berlangsung tapi aku belum juga
membayar uang semesterku, gelisah sudah pasti, dan sempat juga
terpikirkan olehku untuk berhenti kuliah, tapi pikiran itu segera ku usir pergi
dari otakku.
Aku
pasrah, aku percaya tuhan akan membantuku, ntah dengan cara apa, tapi aku
percaya padaNya. Siang itu di tengah kegelisahan ku, aku duduk termangu di
alun-alun kota, pikiranku kosong, kacau, tapi aku tidak ingin menyerah begitu
saja "ayoo masa cuma karena hal kecil ini kamu jatuh" gumamku dalam
hati. Genggamanku terhadap botol aqua di tanganku saat itu semakin erat. Aku
terus saja berpikir bagaimana caranya uang semesteranku terbayar dan aku bisa
ikut ujian.
Tiba-tiba
mobil sedan keluaran 90an berhenti di belakangku, awalnya aku mengira mobil
tersebut adalah salah satu mobil pengunjung yang hendak beristirahat atau
sekedar duduk santai di alun-alun. Seorang bapak-bapak usia 40an keluar dari
dalam mobil dengan ekspresi bingung, dia melihat keseliling seperti mencari
sesuatu, ia membuka kap mobil seperti memastikan keadaan mobilnya baik-baik
saja, tapi kembali dia terlihat seperti orang kebingungan.
Aku
yang sedari tadi memperhatikan si bapak akhirnya memberanikan diri bertanya
"ada
apa pak? " aku melangkah mendekat ke si bapak.
Si
Bapak menoleh ke arahku dan seperti terkaget
"eh..
Ini dek, air radiator bapak kayanya kering"
Aku
memperhatikan air aqua ditangan ku, disatu sisi air aqua seperti
harapan hidup untukku, di sisi lain si bapak membutuhkannya supaya mobilnya
bisa jalan. Disela kebimbangan ku, aku teringat kembali dengan
tausiah-tausiah di TV tentang keutamaan sedekah.
Aku
mungkin tidak bisa menyedekahkan harta benda, tapi aqua ditanganku saat
ini insyaallah bisa menjadi manfaat untuk si bapak.
"nih
pak, bisa gak pake air aqua ini buat gantiin sementara air radiator bapak"
aku menyodorkan air mineral 1,5 liter yang ku pegang sedari tadi.
"gak
papa dek, ini bapak pake dulu? " tanya si bapak ragu, sepertinya si bapak
bisa melihat ekspresiku yang sangat membutuhkan air itu.
"iya
pak.. Gak papa, bapak pake aja, mudah-mudahan mobil bapak bisa
jalan"
Si
bapak mengambil air mineral di tanganku, dan mengisi air radiatornya, sambil
menuangkan air radiator si bapak bertanya dimana aku tinggal dan lain
sebagainya, hingga sampailah pada pertanyaan pamungkas yang mungkin sedari
tadi ingin bapak tersebut ketahui, hanya saja tidak nyaman jika langsung
membrondong aku dengan pertanyaan tersebut.
“maaf dek, kalo bapak boleh tau,
kamu sedang ada masalah apa? Sedari tadi bapak lihat wajahmu kaya gelisa gitu”
Pertanyaan tersebut membuatku
terpukau sejenak, aku ragu apakah aku harus menceritakan masalahku atau tidak
kepada si bapak, karena secara gak langsung si bapak adalah orang yang baru aku
kenal, rasanya tidak etis jika aku tiba-tiba bercerita tentang masalah yang
sedang aku hadapi.
Mendapati wajah keraguanku, si
bapak kembali meyakinkan aku untuk menceritakan masalahku.
“ga papa dek, cerita aja, barang
kali bapak bisa bantu, ya hitung-hitung balas kebaikanmu yang sudah merelakan
air mineralmu ini buat bapak.”
Agak ragu, namun aku memberanikan
diri menceritakan segalanya, seperti ada keajaiban tak terduga, si bapak
tiba-tiba menyodorkan sebuah kartu nama, di dalam kartu nama itu tertera nama
si bapak dan tempat bapak itu bekerja. Si bapak ternyata adalah seorang
pimpinan sebuah surat kabar di kotaku. Mendengar ceritaku dan pengalamanku, si
bapak menawarkan aku bekerja paruh waktu di kantor surat kabar tersebut, dia
memintaku datang ke kantornya ke esokan hari.
Disanalah aku merasa kejaiban
sedekah itu, keesokah harinya aku dikontrak oleh surat kabar tersebut untuk
menjadi tenaga penulis freelance gitu, awalnya juga aku tidak paham seperti apa
tugasku, namun setelah si bapak menjelaskan barulah aku paham tugasku disana.
Aku langsung dibayar dimuka dan hari itu juga aku bisa membayar uang
semesteranku dan mengikuti ujian semester saat itu.
Berkat kebaikan si bapak pula aku
bisa menyelesaikan pendidikan S1 ku, tanpa membebani orang tuaku lagi, walaupun
kadang-kadang orang tuaku masih mengirimi aku uang. Dan semua itu tidak hanya
berhenti disana, selepas kuliahpun aku ditawarkan untuk bekerja disana, kurang
lebih dua tahun pasca lulus aku bekerja disana, dan mantap memutuskan untuk
menjadi seorang guru. Banyak ilmu yang aku dapat dari kejadian itu, salah
satunya adalah keyakinan ku yang semakin kuat terhadap kekuatan dan keutamaan
sedekah.
Sedekah
bukan semata-mata memberi sebagian hartamu yang menjadi hak orang lain, tapi
sedekah juga bisa menjadi pembuka jalan bagi setiap kesulitan dan penyucian
atas harta yang engkau dapatkan. Tidak peduli sekecil apapun yang kau beri tapi
ingatlah janji Allah
bahwa Dia akan menggantikan itu ketika keikhlasan atas apa yang kau beri dan
niat tulus hanya karena Allah
dan kebaikan atas
sesamamu.
Dan dalam sebuah hadits dikatakan :
“sesungguhnya di dalam
sedekah-sedekah itu ada lima perkara, menambah hartamu, menjadi obat penyakitmu,
menghindari bahaya, mempermudah segala urusanmu, masuk surga tanpa hisab.”
(sumber cacatan mslimah)
Semoga
ceritaku ini bermanfaat buat kita semua, dan jika ada kata-kata yang salah dan
menyingung para pembaca, aku meminta maaf, kritik dan saran kalian pastilah sangat
membantu untuk kebaikan tulisan-tulisanku brikutnya. And than sebelum syawal
berganti, aku mau mengucapkan minalaidinwalfaizin mohon maaf lahir bathin ya semua,
wassalamualaikum.