Minggu, 22 Mei 2016

Masyarakat Multikultural

BAB 6
MASYARAKAT MULTIKULTURAL

I. PENGERTIAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL

a. Menurut J.S Furnivall
Masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain dalam satu kesatuan politik
b. J. Nasikun
Masyarakat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara structural memilki sub-subkebudayaan yang bersifat diverse yang ditandai oleh kurang berkembangnya system nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga system nilai dari kesatuan-kedsatuan social serta sering munculnya konflik-konflik social
c. Menurut Van den Berg
Masyarakat multicultural memiliki karakteristik :
• Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang sering kali memiliki subkebudayaan yang berbeda satu sama lain
• Memiliki struktur social yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer
• Kurang mengembangkan consensus di antara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai social yang bersifat mendasar
• Relative sering terjadi konflik diantara kelompok yang ada
• Secara relative integrasi social tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan di bidang ekonomi
• Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.

Ciri-ciri masyarakat multicultural secara umum:
 Adanya pengakuan terhadap perbedaann & kompleksifitas kehidupan .
 Adanya perlakuan yan g sama terhadap semua komunitas baik yang mayoritas maupun minoritas .n
 Kesederajatan kedudukan dalam keaneragaman dan perbedaan secara individu / kelompok .n
 Penghargaan yan g tinggi terhadap HAM dan saling menghormati .n
 Adanya kebersamaan , kerjasama dan hidup berdampingann 

Jenis-jenis masyarakat multikultur/majemuk
1. Masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang
Terdiri atas sejumlah komunitas atau kelompok etnik yang memiliki kekuatan kompetisi seimbang

2. Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan
Terdiri atas sejumlah komunitas atau kelompok etnik yang kekuatan kompetitifnya tidak seimbang
3. Masyarakat majemuk dengan minoritas dominan
Kelompok minoritas memiliki kekuatan kompetitif di atas yang lain sehingga mendominasi politik dan ekonomi
4. Masyarakat majemuk dengan fragmentasi
Tidak ada satu kelompokpun mempunyai posisi politik atau ekonomi dominan

II. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA MASYARAKAT MULTIKULTURAL INDONESIA
1. Keadaan geografis
Terdiri dari 17 ribu pulau merupakan factor yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya multicultural suku bangsa di Indonesia
2. Pengaruh kebudayaan asing
Karena terletak di jalur perlintasan menungkinakan penyebaran agama dan kebudayaan yang dibawa oleh para pedagang
3. Kondisi iklim yang berbeda
Perbedaan tempat tinggal, dipantai dan dipedalaman, perbedaan curah hujan dan kesuburan menyebabkan masyarakat Indonesia berbeda.

Integrasi masyarakat Indonesia dalam kesatuan wilayah Republik Indonesia dipicu oleh peristiwa:
1. Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit telah mempersatukan suku bangsa-suku bangsa Indonesia dalam kesatuan politis, ekonomis dan social.
2. Kekuasaan kolonialisme Belanda selama tiga setengah abad telah menyatukan suku bangsa-suku bangsa di Indonesia dalam satu kesatuan nasib dan cita-cita
3. Selama pergerakan nasional, para pemuda Indonesia telah menolak menonjolkan isu kesukubangsaan dan melahirkan Sumpah Pemuda 
4. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia RI 17 Agustus yang mendapat dukungan dari semua suku bangsa di Indonesia yang mengalami nasib yang sama di bawah penjajahan Belanda dan Jepang.

III. KEANEKARAGAMAN KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI INDONESIA

Menurut Koentjaraningrat, klasifikasi keanekaragaman warna masyarakat dan kebudayaan di Indonesia adalah:
1. Tipe Masyarakat berdasarkan system berkebun yang sangat sederhana
2. Tipe masyarakat pedesaan dengan berdasarkan bercocok tanam di lading atau sawah
3. Tipe masyarakat pedesaan dengan berdasarkan bercocok tanam di lading atau sawah dengan orientasi kota
4. Tipe masyarakat pedesaan dengan berdasarkan bercocok tanam di sawah dengan padi sebagai tanaman pokoknya
5. Tipe masyarakat perkotaan 
6. Tipe masyarakat metropolitan

Pengelompokan dalam beberapa kelompok tertentu:
1. kelompok etnis
Bentuk kelompok yang menampilkan persamaan bahasa, adat kebiasaan, wilayah, sejarah, sikap dan system politik serta telah mengembangkan subkulturnya sendiri.
Kelompok etnis yang ada di Indonesia:
• Pulau Sumatra (suku Aceh, Minangkabau, Melayu, Bengkulu, Batak, Mentawai, Nias, Palembang, Lampungh)
• Pulau Kalimantan (suku Dayak, Banjar, Melayu)
• Pulau Jawa (suku Jawa, Sunda, Badui, Tengger, Betawi)
• Pulau Sulawesi (suku Minahasa, Sangir, Bolang Mangondo, Gorontalo, Toraja, Bugis, Makasar, Mandar)
• Pulau Bali (suku Bali Aga, orang Bali pendatang)
• Pulau Maluku (suku Ambon, Kei, Tual, Dobo, Morotai)
• Pulau Papua (suku Waigeo, Bantanta, Timika, Asmat, Dani, Kubu Anak dalam)
• Pulau Nusa Tenggara (suku Sasak, Dompu, Helong, Timor, Lio, Alor)

2. Kelompok keagamaan
Indonesia terdiri atas banyak pemeluk umat beragama.

3. Kelompok social berdasarkan stratifikasi social
Stratifikasi tidak hanya mendasarkan pada aspek ekonomi saja, tetapi orang mulai berlomba menaikkan status social dengan pendidikan

IV. MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT KEANEKARAGAMAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL

1. Kesenjangan Multidimensional
Terdapat kesenjangan hamper semua aspek kehidupan.
a. Kesenjangan aspek kemasyarakatan
Mencakup penyelenggaraan organisasi social, system politik, dan system hokum
b. Kesenjangan sosiografis antara pulau Jawa dan pulau-pulau di Indonesia
Kesenjangan dalam hal kepadatan penduduk, kemajuan pendidikan, dan tingkat kemakmuran serta keterlibatan dalam komunikasi serta telekomunikasi nasional maupun internasional
c. Kesenjangan yang berkaitan dengan aspek materiil
Perkembangan industrialisasi yang terkonsentrasi di Pulau Jawa telah memperbesar kesenjangan Jawa dan luar Jawa.
d. Kesenjangan antara mayoritas dan minoritas
• Kesenjangan antara pribumi dan non pribumi
• Kesenjangan antara penganut agama mayoritas dan penganut agama minoritas
• Kesenjangan antara kaya dan miskin
• Kesenjangan dalam bidang sosiokultural yang menyangkut struktur piramida kekuasaan

2. Konflik antaretnis dan antarpemeluk agama yang berbeda
Konflik antar suku bangsa adalah konflik antara kelompok suku bangsa yang etrgolong pribumu dengan kelompok suku bangsa yang etrgolong pendatang, yang diakibatkan oleh adanya perbuatan sejumlah warga pendatang(oknum) yang bertindak sebagai preman dan criminal yang telah mendominasi hamper keseluruhan bidang kehidupan dengan cara-cara kekerasan dan terror
Dampak dari pendominasian kekerasan dan terror:
a. kemunculan kesadaran dan kemantapankesukubangsaan pada mereka yang merasa ditidakadili dan yang menjadi tidak berdaya sebagai lawan dari kesukubangsaan para preman dan orang-orang yang tergolong sebagai suku bangsa preman
b. Kemunculan dan kemantapan stereotif dan prasangka terhadap mereka yang tergolong suku bangsa preman dan pelaku criminal yang didasari oleh kebencian yang mendalam.
c. Munculnya perlawanan secara perorangan dan kelompok-kelompok kecil dari masyarakat terhadap dominasi preman dan pelaku criminal.

V. Perkembangan Keanekargaman dalam Masyarakat

Interaksi yaitu berkumpulnya anggota kelompok yang berbeda dalam satu kelompok sosial yang sama. Suatu kelompok social berdasarkan atas persamaan daerah, suku bangsa, agama, ras, dan lapisan social sehingga dapat disatukan menjadi sebuah kelompok social.
Dalam kelompok social itu terjadi persilangan ( interseksi ) maupun konsolidasi, misalnya antara Klan dan suku bangsa. Keadaan demikian oleh Peter M. Blau disebut sebagai intersected social structure dan consolidated social structure.

A. Intersected social structure
Suatu struktur social dinamakan intersected apabila keanggotaan para warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social yang ada bersifat silang – menyilang (interseksi). Sebuah kelompok terdiri dari berbagai latar belakang suku, ras, agama, dll.
Keanggotaan para warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social yang saling menyilang ( intersected atau cross cutting affiliation ) akan menimbulan terjadinya loyalitas yang juga silang – menyilang ( cross cutting loyalities ).
Interseksi ( Persilangan ) Keanggotaan Warga Masyarakat dalam Kelompok-Kelompok Sosial :
Interaksi merupakan gambaran tentang terjadinya persilangan keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok social tertentu, hal ini terjadi akibat adanya sifat keterbukaan dalam system pelapisan social dan diferensiasi social yang ada dalam masyarakat.
Contohnya adalah orang dari suku Jawa, Madura, Sunda yang masuk menjadi anggota partai A sehingga tergolong pada masyarakat yang berpartisipasi palitik di partai A.



Cross cutting affiliations yang melahirkan cross cutting loyality, selain dapat meredakan konfllik juga dapat digunakan sebagai penyeimbang untuk mencegah terjadinya konflik yang tajam di antara suku – suku bangsa. 
Jadi, konsekuensi perubahan interseksi terhadap diferensial adalah perubahan yang mengarah pada kemajuan dalam segala aspek kehidupan dengan maksud mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa yang lebih ber- Bhineka Tunggal Ika.

Proses persilangan antarkelompok masyarakat akan memberikan dampak sebagai berikut 
1. Melahirkan perasaan saling memiliki dan tanggung jawab 
2. Mengikat, terhadap tempat atau wadah keanggotaannya 
3. Tetap memilki loyalitas terhadap kelompok sosialnya 
4. Mengecek terjadinya konflik antarkelompok social tersebut 
5. Mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa

B. Consolidated social structure
Struktur social masyarakat disebut consolidated apabila terjadi tumpang tindih parameter, sehingga terjadi penguatan identitas keanggotaan warga masyarakat di dalam kelompok social. Sebuah kelompok social merupakan wadah orang – orang yang stu ras, satu suku bangsa, atau satu agama

Konsolidasi Keanggotaan Warga Masyarakat dalam Kelompok Sosial
Kata konsolidasi berasal dari bahsa latin consolidation, yang artinya penguatan. Konsolidasi adalah gambaran tentang terjadinya proses memperkuat hubungan, persatuan, atau tumpang tindihnya keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social tertentu akibat adanya sifat keterbukaan dalam system deferensiasi.

Proses Interaksi dan Konsolidasi Keanggotaan Warga Masyarakat dalam Kelompok Sosial :
Proses kehidupan bermasyarakat mulai dari adanya kelompok yang paling kecil yang disebut keluarga. Dari keluarga tersebut auatu kelompok yang disebut Klan. Klan adalah kelompok kekerabatan yang menyusun hubungan melalui keturunan ayah ( patrilineal ) dan garis keturunan ibu ( matrilineal ) yang menunjukkan adanya integrasi social, seperti kesatuan wilayah, adapt istiadat, hak – hak istimewa. Contohnya adalah perkawinan wanita dari Bali denagn seorang laki – laki dari suku Jawa. Kemudian dalam upacara perkawinan tersebut menggunakan upacara adat dari kedua suku tersebut, sehingga terwujud keserasian dan keharmonisan.



Konsekuensi Konsolidasi dalam Masyarakat Multikultural 
Di dalam masyarakat Indonesia konsolidasi atau konsolidasi atau tumpang tindih keanggotaan dapat dilihat seperti contoh di bawah ini.
Orang Bali identik dengan Hindu, orang melayu identik dengan orang Islam, dan orang Minahasa identik dengan Kristen Protestan. Akibat adanya tumpang tindih ( konsolidasi ) keanggotaan ini anggota masyarakat dapat digolongkan menurut suku bangsa sekaligus juga dapat digolongkan menurut agama

Dari contoh diatas, terlihat bahwa terjadi tumpang tindih parameter sehingga terjadi penguatan identitas keanggotaan warga masyarakat di dalam kelompok social. Adanya kelompok social yang berusaha mempertahankan identitas dirinya seperti suku bangsa dan agama ini dinamakan primoordialisme.
Primordialisme yang terbentuk ini dapat berdampa positif dan negative. Apabila primordialisme itu diarahkan untuk memelihara kekerabatan serta budaya daerah dalam menunjang persatuan bangsa dan terpeliharanya kebudayaan nasional bangsa maka primordialisme dikatakan berdampak positif.

Primordialisme juga dapat bersifat negative jika primordialisme melahirkan sikap rasialisme, sukuisme, dan primordialisme ekstrimisme sehingga akan mengganggu dan memudarkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Adanya primordialisme sebagaimana diuraikan diatas, juga mendorong lahirnya berbagai organisasi social politik, diantaranya adalah Partai Nasional Indoneaia ( PNI ), Majelis Syura Muslim Indonesia ( Masyumi ). Di samping itu ada pula organisasi – organisasi lainnya yang bersifat kedaerahan, antara lain Jong Java, Jong Sumatera Bond, dll.

Jadi dapat disimpulkan bahwa konsekwensi perubahan konsolidasi terhadap diferensiasi social pada masa lalu hanya sekedar untuk mengikat persatuan bagi kepentingan kelompok atau kepentingan tertentu. Sedangkan masa sekarang konsolidasi mengikat persatuan untuk kepentingan yang lebih besar, yaitu kepentingan bangsa dan Negara di segala bidang.

VI. Masalah Perkembangan Kelompok Sosial 

1. Primordialisme 
Primordialisme adalah paham atau ide dari anggota masyarakat yang mempunyai kecenderungan untuk berkelompok sehingga terbentuklah suku – suku bangsa.
Latar belakang timbulnya primordialisme antara lain sebagai berikut 
Adanya sesuatu yang dianggap istimewa pada ras, suku bangsa, daerah asal, dan agama.
Ingin mempertahankan keunggulan kelompok atau komunitas dari ancaman luar.
Adanya nilai – nilai yang dijunjung tinggi karena keterkaitann dengan system keyakinan, misalnya nilai keagamaan dan falsafah hidup di dalamnya.

Dampak negative dari primordialisme antara lain
1. Menghambat hubungan antarbangsa 
2. Menghambat proses asimilasi dan integrasi 
3. Mengurangi bahkan menghilangkan objektivitas ilmu pengetahuan.
4. Penyebab terjadinya diskriminasi ( perbedaan secara sengaja terhadap) golongan tertentu yang didasarkan pada ras, agama, mayoritas, dan minoritas masyarakat ).
5. Merupakan kekuatan terpendam ( potensi ) terjadinya konflik antara suku suku bangsa.
Sedangkan dampak sisi positif primordialiisme antara lain sebagai berikut 
1. Meneguhkan cinta tanah air
2. Mempertinggi kesetiaan terhadap bangsa 
3. Mempertinggi semangat patriotisme 
4. Menjaga keutuhan dan kestabilan budaya 

2. Etnosentris 
Etnosentris adalah sikap menilai unsur – unsur kebudayaan lain dengan menggunakan kebudayaan sendiri. Dapat diartikan pula sebagai sikap yang menganggap cara hidup bangsa merupakan cara hidup yang paling baik.

Dampak negatifyang lebih luas dari sikap etnosentris lainnya, yaitu :
• Mengurangi keobjektifan ilmu pengetahuaan 
• Menghammbat pertukaran budaya 
• Menghambat proses asimilasi kelompok yang berbeda 
• Memecu timbulnya konflik social

Bukti adanya sikap Etnosentris adalah hamper setiap individu merasa bahwa kebudayaan yang paling baik dan lebih tinggi dibandingkan dengan kebudayaan lainnya. Misalnya, sebagai berikut :
Bangsa Amerika angga akan kekayaan materinya.
Bangsa Prancis bangga akan bahasanya 
Bnagsa Italy bangga akan musiknya 

3. Pengertian aliran politik 
Politik aliran berasal dari kata pliyik dan aliran, politik artinya segala urisan dan tindakan ( kebijakan dan siasat ) mengenai pemerintahan Negara. Sedangkan aliran, artinya haluan, pendapat, paham politik, dan pandangan hidup.
Jadi politik aliran adalah sebagai suatu kebijakan atau siasat yang dijadikan haluan, paham politik, atau pandangan hidup oleh suatu orang atau kelompok masyarakat.

Proses Perkembangan Politik Aliran 
Perkembangan kehidupan politik (system politik) sebagai konsekuensi adanya kehidupan masyarakat yang majemuk (diferensiasi social) dan pelapisan social (stratifikasi social) disamping proses–proses social yang lain.

Perkembangan Politik Aliran di Indonesia
Adanya politik aliran pada masa lalu yang bersifat primordial antara lain terlihat seperti, adanya Partai Nasonal Indonesia ( PNI ), Persatuan Rakyat Marheni Indonesia ( PERMAI ), Partai Buruh Indonesia ( PBI ), dll.

Dinamika Kelompok Sosial

BAB 5
DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL

I. PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL

- Menurut Floyd D, dinamika kelompok merupakan analisis hubungan kelompok-kelompok social dimana tingkah laku dalam kelompok adalah hasil interaksi yang dinamis antara individu-individu dalam situasi social tertentu.
- Ruth Benedict, persoalan yang dikaji dalam dinamika kelompok social adalah:
• Kohesi atau persatuan, akan terlihat tingkah laku para anggota dalam suatu kelompok (proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan,dan nilai-nilai dalam kelompok)
• Motif atau dorongan, berkisar pada perhatian anggota terhadap kehidupan kelompok (kesatuan kelompok, tujuan bersama, dan orientasi diri terhadap kelompok)
• Struktur, terlihat pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan antaranggota, dan pemabgian tugas
• Pimpinan, pimpinan sangat penting pada kehidupan kelompok social (bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, dan system kepemimpinan
• Perkembangan kelompok, dapat dilihat dari perubahan dalam kelompok, perpevahan kelompok, keinginan anggota untuk tetap berada dalam kelompok, 

Beberapa alasan penting mempelajari dinamika kelompok sosial :
• Kelompok sosial merupakan kesatuan-kesatuan soaial yang selalu ada dalam setiap masyarakat.
• Dinamika kelompok sosial berkaitan dengan perubahan sosial dan kebudayaan yang relevan 

II. Faktor pendorong dinamika kelompok social

1. Faktor pendorong dari luar kelompok
 Perubahan situasi social§
Seperti pemekaran sebuah wilayah, masuknya industrialisasi ke pedesaan, dan adanya penemuanp-penemuan baru
 Perubahan situasi ekonomi§
Masyarakat perkotaan memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang lebih tinggi dibanding masyarakat pedesaan
 Perubahan situasi Politik§
Pergantian elite politik menyebabkan perkembangan kelompok-kelompok social masyarakat,

2. Faktor pendorong dari dalam
 Adanya konflik antaranggota kelompok§
Menyebabkan keretakan dan berubahnya pola hubungan sosial
 Adanya perbedaan kepentingan§
Kelangsungan kelompok akan terancam, karena anggota yang tidak sepaham akan berusaha memisahkan diri
 Adanya perbedaan paham§
Perbedaan paham akan mempengaruhi kelompok social secara keseluruhan

III. PROSES PERKEMBANGAN BERBAGAI KELOMPOK SOSIAL

1. KELOMPOK KEKERABATAN
Merupakan kelompok social terkecil dalam masyarakat.
Menurut William Goode, macam keluarga:
 Keluarga inti/keluarga batih/nuclear family: terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum menikah§
 Keluarga luas/extended family: keluarga inti yang berkembang menjadi hubungan darah yang meluas menjadi kekerabatan§
Menurut Clayton, mecam keluarga:
 Keluarga konsanguinal : menekankan pada pentingnya ikatan-ikatan darah, seperti hubungan antara seseorang dengan orang tuanya dianggap lebih penting daripada ikatan antara suami atau isterinya§ 
 Keluarga konjugal : keluarga yang lebih mementingkan hubungan perkawinan (suami dan isteri) daripada ikatan dengan orang tuanya§
Tipe keluarga yang lain:
 Kelurga orientasi ( family of orientation): jika individu dilahirkan olah pasangan suami istri kelurga ybs / keluarga dimana individu dilahirkan dan mengalami proses sosialisasi yang terpenting (individu sebagai anak)§
 Keluarga prokreasi (family of proceation): apabila seseorang yang mula-mula dari keluarga orientasi, kemudian terjadi perkawinan beralih menjadi kelurga prokreasi§ 

2. Kelompok okupasional
Kelompok-kelompok profesi yang terdiri dari kalangan profesional yang memiliki etika profesi

3. Kelompok Volunteer
Terdiri dari orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama tetapi tidak mendapat perhatian dari masyarakat yang semakin luas daya jangkauannya.
Kelompok volunter memenuhi kebutuhan anggotanya secara mandiri tanpa mengganggu kepentingan masyarakat umum.
Contoh : Kelompok volunter di Indonesia adalah KIPP (Komite Independen Pemantau Pemilu)

4. Masyarakat pedesaan (Rural Community)
Masyarakat pedesaan merupakan masyarakat yang umumnya memiliki mata pencaharian bertani atau berkebun. Sestem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar kekeluargaan dan mempunyai hubungan yang erat serta mendalam di antara anggotanya.
Pedrubahan pada masyarakat pedesaan sulit dilakukan karena pola pikir masyarakatnya terutama pola generasi tua yang mendasarkan pada tradisi.
Ditambah lagi kurangnya proses pemerataan pembanguna dan informasi menimbulkan kondisi yang kontras antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan

5. Masyarakat perkotaan
Masyarakat kota merupakan kelompok social yang mendiami wilayah yang luas, bermatapencaharian sector industry, jasa dan perdagangan.
Keanggotaan tidak saling mengenal, lebih terikat kontrak dan mulai meninggalkan tradisi.
Karena mempunyai tatanan nilai yang heterogen, terdiri dari berbagai suku, agama dan adat istiadat, menjalankankan fungsi administrative dan pusat komersial dan bahkan pusat konsentrasi kegiatan yang menjadi indicator modernisasi menyebabkan kota menjadi daya tarik bagi warga desa untuk melakukan urbanisasi.

Faktor pendorong Urbanisasi
 Sempitnya lapangan pekerjaan di desa§ 
 Adanya generasi muda yang ingin memperbaiki kehidupan dan membebaskan diri dari adat-istiadat§ 
 Kesempatan menambah ilmu di desa sangat terbatas§

Faktor penarik Urbanisasi
 Kota adalah pusat kegiatan perekonomian, pemerintahan, administratif dan industri§ 
 Kota menghimpun modal yang lebih besar§ 
 Kota memberikan peluang yang tidak terbatas§ 
 Industrialisasi di kota menambah peluang lapangan kerja yang lebih banyak§

Faktor penyebab masyarakat kota bersifat dinamis :
 Faktor pendidikan§ 
Stratifikasi social didasarkan pada keahlian yang diperoleh melalui pendidikan
 Urbanisasi§
Kalompok social berubah karena dengan adanya urbanisasi menyebabkan penduduk kota banyak, pengangguran banyak, tingkat kriminalitas tinggi, tidak mudah percaya terhadap orang lain, dan sikap individualistis 
 Komunikasi§ 
Informasi dan komunikasi semakin cepat melalui berbagai media memberikan informasi yang dapat mendorong perkembangan dan perubahan masyarakat kota
 Industrialisasi dan mekanisasi§
Menyebabkan masyarakat kota tergantung kepada mesin-mesin yang telah meringankan pekerjaan. Adanya spesialisais pekerjaan menyebabkan masyarakat kota ahli dalam bidang tertentu dan kurang mampu pada pekerjaan yang lain

Perkembangan masyrakat kota ditijau dari berbagai aspek:
• Aspek ekonomi
Perkembangan ekonomi dapat dilihat dari pembangunan pasar swalayan, alat pembayaran tidak hanya uang (dengan kartu kredit)
• Aspek social
Kelompok kekerabatan mulai memudar diganti kelompok berdasarkan kepentingan yang sama, lebih terikat kontrak dan mulai meninggalkan tradisi.
• Aspek politik
Masyarakat mulai tanggap dan kritis terhadap kehidupan politik, sehingga lebih dinamis.
• Aspek budaya
Keterbukaan terhadap dunia luar menyebabkan masyarakat kota merasa lebih modern bila mengadaptasi budaya asing dan mulai meninggalkan budaya tradisional

Dampak perkembangan masyarakat kota:
1. Dampak positif
• Tingkat pendidikan lebih merata
• Kominikasi dan informasi lebih cepat dan mudah
• Profesionalitas lebih terjaga
• Pembangunan dalam berbagai bidang lebih terjamin
2. Dampak negative
• Munculnya sikap individualistis
• Memudarnya nilai kebersamaan
• Munculnya sikap kurang mempercayai pihak lain
• Memudarnya perhatian terhadap budaya local dan budaya nasional terutama para generasi mudanya

MATERI SOSIOLOGI KELAS XI IPS SEMESTER II

BAB 4

KELOMPOK SOSIAL

I. PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL
A. PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL
Definisi menurut beberapa ahli:
1. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, kelompok social sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.

2. Soerjono Soekanto, kelompok social adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan antara mereka secara timbale balik dan saling mempengaruhi
3. Hendropuspito, kelompok social sebagai suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.

Dapat disimpulkan bahwa kelompok social adalah sekumpulan manusia yang memiliki persamaan cirri dan memiliki pola interaksi yang terorganisir secara berulang-ulang, serta memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya

SYARAT KELOMPOK SOSIAL
1. Setiap anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa ia bagian dari kelompok tsb.
2. Adanya hubungan timbal balik antaranggota 
3. Adanya faktor pengikat, seperti kesamaan ideologi, kesamaan kepentingan atau kesamaan nasib 
4. Memiliki struktur, kaidah dan pola perilaku
5. Bersistem dan berproses 

B. CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL
1. Merupakan kesatuan nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia lain
2. Memiliki stuktur sosial yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu
3. Memiliki norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya
4. Memiliki kepentingan bersama
5. Adanya interaksi dan komunikasi di antara para anggotanya 

II. DASAR PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL
1. Faktor kepentingan yang sama (Common Interest)
Misalnya : kelompok arisan, kelompok seniman, kelompok olahragawan
2. Faktor darah dan keturunan yang sama (Common Ancestry) 
Misalnya : kelompok keturunan Arab, kelompok keturunan Cina 
3. Faktor geografis
Misalnya : masyarakat yang tinggal di daerah Pantai membentuk kelompok nelayan
4. Faktor daerah asal yang sama
Misalnya : KMJB (Keluarga Mahasiswa Jabar), Keluarga Besar Minang

III. MACAM-MACAM KELOMPOK SOSIAL

A. Klasifikasi menurut cara terbentuknya
1. Kelompok semu 
Ciri-ciri kelompok semu :
- Tanpa rencana dan terbentuknya secara spontan
- Tidak terorganisir dalam suatu wadah tertentu
- Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi, dan tidak ada komunikasi secara terus-menerus
- Tidak ada kesadaran berkelompok
- Kehadirannya tidak konstan 
a. Kerumunan 
Bentuk-bentuk kerumunan
• Formal audience / khalayak penonton / pendengar resmi: mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan tetapi sifatnya sangat pasif
Contoh : penonton boiskop, hadirin suatu khotbah
• Planned expressive group : kerumunan yang tidak begitu mementingkan pusat perhatian tetepi mempunyai persamaan tujuan serta kepuasan yang dihasilkan
Contoh : orang yang berdansa, berpesta dan berekreasi
• Inconvenient causal crowds: kerumunan yang bersifat terlalu sementara yang ingin mempergunakan fasilitas-fasilitas sama
Contoh : orang antri karcis, orang yang menunggu bis 
• Panic causal crowds / kerumunan panik: orang-orang dalam keadaan panik yang sedang berusaha menyelamatkan dari suatu bahaya
• Spectator causal crowds / kerumunan penonton : terjadi karena orang-orang ingin melihat suatu peristiwa tertentu, hampir sama dengan khalayak penonton tetapi kerumunan penonton tanpa direncanakan 
• Acting lawless crowds / acting mob / kerumunan emosional : mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma- norma social
• Immoral lawless crowds / kerumunan tak bermoral : segala tindakannya berlawanan dengan norma-norma pergaulan hidup 

b. Massa 
Ciri-ciri massa
• Terdiri dari orang-orang dalam segala lapangan dan tingkatan sosial 
• Anonim dan heterogen 
• Tidak terdapat interaksi dan interelasi 
• Tidak mampu bertindak secara teratur 
• Adanya sikap yang kurang kritis, gampang percaya pada pihak lain, amat sugestible (mudah dipengaruhi) 

c. Publik 
Ciri-ciri publik (khalayah ramai) 
• Kelompok yang tidak teratur 
• Interaksi secara tidak langsung melalui media massa 
• Perilaku publik didasarkan pada perilaku individu 
• Anonim dan terdiri atas berbagai lapisan masyarakat 
• Mempunyai minat yang sama terhadap suatu masalah 
• Minat yang sama tersebut belum tentu mempunyai opini atau pendapat yang sama terhadap suatu masalah
• Berusaha menguasai masalah tsb
• Adanya kecenderungan mereka berfikir rasional 

2. Kelompok nyata 
a. Statistical Group (Kelompok Statistik) 
Ciri-ciri kelompok statistik 
• Tidak direncanakan, tidak disengaja, tidak berarti sangat mendadak / spontan tetapi sudah terbentuk dengan sendirinya 
• Tidak terhimpun dan tidak terorganisir dalam wadah tertentu 
• Tidak ada interaksi, tidak ada interrelasi, dan tidak ada komunikasi secara terus-menerus 
• Tidak ada kesadaran berkelompok
• Kehadirannya konstan 
b. Societal Group (Kelompok Sosieta)
Ciri-ciri kelompok sosieta
• Tidak direncanakan, tidak sengaja, terbentuk dengan sendirinya 
• Kemungkinan terhimpun dalam suatu wadah tertentu 
• Kemungkinan terjadi interaksi, interrelasi, atau komunikasi
• Kemungkinan terjadi kesadaran kelompok
• Kehadirannya konstan 
c. Social Group (Kelompok Sosial)
Sering disamakan dengan masyarakat dalam arti khusus. Terbentuk karena adanya unsure-unsur yang sama, seperti tempat tinggal, pekerjaan yang sama, kedudukan yang sama, atau kegemaran yang sama.
Memiliki anggota yang berinteraksi dan melakukan komunikasi secara terus menerus.
Contoh: tetangga, teman
d. Associational Group (Kelompok Assosiasi)
Ciri-ciri kelompok asosiasi
• Direncanakan atau sengaja dibentuk
• Terorganisir secara nyata dalam suatu wadah
• Ada interaksi dan interrelasi serta komunikasi secara terus-menerus
• Adanya kesadaran kelompok yang kuat
• Kehadirannya konstan
Contoh: dalam lembaga pendidikan, kesatuang angkatan bersenjata
B. Klasifikasi menurut erat longgarnya ikatan antaranggota
Menurut Ferdinand Tonnies:
a. GEMEINSCHAFT (PAGUYUBAN)
Kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal 
Bentuk gemeinschaft
• Gemeinschaft by blood (ikatan darah) 
Contoh : keluarga , kelompok kekerabatan
• Gemeinschaft of place ( tempat)
Contoh : Rukun Tetangga, Rukun Warga
• Gemeinschaft of mind (dasar ideologi): terdiri dari individu yang memiliki jiwa dan pikiran yang sama karena ideologi yang sama 
b. Gesselscaft (patembayan) : ikatan lahir yang bersifat pokok untuk waktu yang yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan bersifat sebagai suatu bentuk pikiran belaka
Ciri-ciri gesselshaft :
• Hubungan terbatas pada urusan tertentu
• Hubungan antar peran dan status
• Bersifat publik life 

C. Klasifikasi kelompok sosial menurut pencapaian tujuan 
a. Kelompok formal : memiliki peraturan tegas dan sengaja dibuat oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antaranggotanya
b. Kelompok informal : terbenhtuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan merasa memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama 

D. Klasifikasi menurut pendapat Merton
a. Membership group
merupakan kelompok social yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut
b. Reference group
kelompok social yang menjadi acuan bagi seseorang yang bukan anggota kelompok untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan.

E. Klasifikasi menurut sudut pandang individu
a. In group (kelompok sendiri)
kelompok social tempat individu mengidentifikasikan dirinya
b. Out group (kelompok luar)
kelompok yang menjadi lawan in group, menjadi dasar munculnya sikap etnosentris

F. Klasifikasi menurut kualitas hubungan antar anggota
a. Kelompok primer
Suatu kelompok yang hubungan antar anggota saling mengenal dan bersifat informal
b. Kelompok sekunder
suatu kelompok yang hubung antaranggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat.

Rabu, 18 Mei 2016

Sosialisasi

Definisi Sosialisasi 

Proses belajar seorang anak untuk menjadi anggota yang bertisipasi dalam masyarakat. Yang dipelajari dalam proses sosialisasi adalah peran,nilai dan norma sosial (Berger) .

1.Hubungan Nilai Sosial dengan Sosialisasi

Nilai sosial adalah ukuran,patokan,anggapan yang diikuti oleh orang banyak dalam masyarakat tertentu mengenai benar,pantas,salah atau baik. Nilai sosial mempengaruhi nilai yang diukur berdasarkan strukur atau system sosial yang ada dalam masyarakat. Sehingga nilai sosial merupakan bagian dari system sosial/sosialisasi

Norma sosial adalah patokan-patokan yang diberi sanksi-sanksi apabila melanggarnya. Di dalam kehidupan masyarakat memerlukan peraturan atau norma agar mereka dapat hidup dalam suasana yang harmonis.

Hal tersebut menunjukkan pentingnya norma dalam proses sosialisasi.

a. .Sosialisasi dan pembentukan kepribadian

b. Warisan biologis

c. Lingkungan Fisik

d. Kebudayaan

e. Pengalaman kelompok

Agen sosialisasi antara lain :

a.Kelompok

b.Peer Group (teman sepermainan)

c.Sekolah

d.Media

B. Tujuan Sosialisasi

a.Memberi ketrampilan dan pengetahuan untuk kelangsungan hidup kelak di masyarakat.

b.Menambah kemampuan berkomunikasi yang efektif dan efesien.

c.Membantu pengendalian fungsi-fungsi organik.

d.Membiasakan individu dengan nilai dan norma.

C. Tipe sosialisasi ada 2

a.Formal

Sosialisasi ini terjadi melalui lembaga-lembaga berwewenang berdasarkan ketentuan yang berlaku. Misalnya lembaga sekolah.

b.Informal

Sosialisasi ini terjadi di lingkungan masyarakat ataupun dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan. Misalnya sesame anggota suatu klub.

D.   Bentuk Sosialisasi

Sosialisasi Primer

·           Terjadi dalam lingkungan keluarga

·           Sosialisasi pertama yang diterima individu.

Sosiologi Sekunder

·         Terjadi proses resosialisasi dan desosialisasi

1.         Media sosialisasi

Media sosialisasi dalam pembentukan kepribadian

a. Keluarga

Media sosialisasi keluarga merupakan media sosialisasi pertama dan utama. Melalui lingkungan keluarga,anak mengenal dunia sekitarnya dan pola-pola pergaulan sehari-hari. Terbentuknya watak kepribadian sangat dipengaruhi bagaimana cara orang tua memberikan pendidikan dan bimbingan bagi anak-anaknya.

Kebijakan orang tua yang menunjang proses sosialisasi anak,antara lain :

a.Mengusahakan agar anak selalu berdekatan dengan orang tuanya.

b.Member pengawasan dan pengendalian yang wajar (tidak terlalu mengekang)

c.Membimbing anak agar dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

d.Menasehati anak jika melakukan kesalahan dan memberitahukan jalan yang benar.

Media sosialisasi keluarga

Sosialisasi Represif

Sosialisasi Represif adalah suatu pola sosialisasi yang lebih menekankan penggunaan hukuman terhadap kesalahan.

Misalnya : orang tua melakukan hukuman fisik kepada anak yang tidak menanti perintahnya atau melakukan kesalahan sehingga dapat mengakibatkan anak menderita cacat fisik maupun cacat mental.

Ciri-ciri sosialisasi reprsesif

1.         Penekanan pada hukuman dan imbalan

2.         Anak harus patuh terhadap orang tua

3.         Komunikasi sebagai perintah

4.         Sosialisasi berpusat kepada orang tua dan keinginan orang tua

5.         Dalam keluarga biasanya didominasu oleh orang tua (ayah).

Akibat dari sosialisasi represif :

1.         Proses kedewasaan anak sulit berkembang

2.         Anak tidak dapat mengambil keputusan sendiri

3.         Anak tidak dapat membentuk sikap mandiri

4.         Anak akan selalu bergantung kepada orang lain.

Bentuk dari sosialisasi represif adalah :

Hukuman yang diberikan orang tua yang berlebihan kepada anak yang masih dini dapat menyebabkan trauma,cacat fisik,maupun cacat mental.

Sosialisasi Partisipasi

Sosialisasi partisipasi adalah suatu pola sosialisasi yang memberikan apa yang diminta anak apabila anak tersebut berperilaku baik. Dalam sosialisasi ini,bahasa merupakan sarana yang paling baik. Dengan bahasa seseorang belajar berkomunikasi,belajar berfikir dan belajar mengenal diri.

Ciri-ciri sosialisasi partisipasi adalah :

1.         Member imbalan bagi perilaku anak yang baik

2.         Komunikasi sebagai interaksi

3.         Anak menjadi pusat sosialisasi

4.         Orang tua memperhatikan keinginan anak

5.         Hukuman dan imbalan simbolis

6.         Anak diberi kebebasan

Bentuk dari sosialisasi partisipasi adalah peran orang tua dalam proses sosialisasi anak sangat menentukan perilaku anak di kemudian hari.

1.         Teman Sepermainan

Media sosialisasi teman sepermaian

Peran positif dari kelompok teman sepermainan adalah :

1.         Anak merasa aman dan dianggap penting dalam kelompok sepermainan.

2.         Anak dapat tumbuh baik

3.         Anak mendapatkan tempat yang baik untuk menyalurkan rasa kecewa,takut,khawatir dan gembira

4.         Anak dapat mengembangkan ketrampilan sosial

5.         Anak dapat bersikap dewasa.

Bentuk dari media sosialiasi teman sepermainan :

Dalam berkelompok sepermaianan,seseorang anak berinteraksi dengan teman sebayanya. Dalam tahap ini anak mulai mempelajari berbagai aturan tentang perang orang-orang yang berkedudukan sederajat.


2.         Sekolah

Media sosialisasi sekolah

Peran positif dan fungsi media sosialisasi sekolah adalah :

1.         Mengembangkan potensi anak untuk mengenal kemampuan dan bakatnya

2.         Melestarikan kebudayaan

3.         Member pengajaran ketrampilan bicara dan mengembangkan kemampuan berpikir

4.         Meningkatkan taraf kesehatan melalui pendidikan olah raga

5.         Menciptakan warga Negara yang cinta tanah air

6.         Mengadakan hiburan umum (pertunjukkan kesenian atau pertandingan olah raga)

Bentuk dari media sosialisasi sekolah adalah

Berbeda dengan di rumah,di sekolah peranan yang menonjol adalah peranan yang diraih dengan menunjukkan prestasi. Di sekolah seorang anak mempelajari bagaimana berinteraksi dengan guru dan siswa lainnya.

1.          Lingkungan Kerja

Media sosialisasi di lingkungan kerja

Lingkungan kerja merupakan media sosialisasi yang mempunyai pengaruh dalam proses pembentukan kepribadian , sebab seseorang yang bekerja pada suatu instansi akan menyesuaikan dirinya dengan norma-norma yang berlaku. Dalam lingkungan kerja,seseorang harus belajar bagaimana berinteraksi dengan teman sekerja,dengan pimpinan dan relasi bisnis.

Bentuk dari media sosialissi lingkungan kerja

Di lingkungan kerja,seseorang dapat mengendalikan tingkah laku menghadapi rekan kerja atau pimpinan kerja.

2.          Media Massa

Media massa seagai media sosialisasi

Media massa TV,radio,video,surat kabar,majalah mempunyai peran penting dalam proses sosialisasi. Dengan kemajuan teknologi dalam media massa,dalam waktu singkat berbagai peristiwa,pesan,berita,pendapat,dengan mudah diketahui oleh masyarakat. Media massa juga berperan dalam mentransformasi nilai dan norma yang baru dalam masyarakat.

Bentuk dari media massa sebagai media sosialisasi

Informasi atau pesan yang diperoleh dari intenet dapat memicu konflik dalam diri anak. Ilmu pengetahuan anak dapat meluas dengan membaca buku di perpustakaan sekolah.



3.          Sosialisasi di berbagai daerah

Setiap daerah memiliki cara bersosialisasi berbeda-beda. Sesuai dengan norma lingkungan tempat tinggal dan adap istiadat yang berlaku. Sehingga tiap daerah memiliki perbedaan misalnya tingkah laku disuatu daerah diperbolehkan sedangkan di daerah lain belum tentu diperbolehkan.

Sosialisasi menurut para ahli

1.         Sosialisasi primer adalah

Sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dan menjadi pintu bagi seseorang memasuki lingkungan masyarakat. Sosialisasi primer disebut juga sosialisasi keluarga.

2.       Sosialisasi sekunder adalah

Proses selanjutnya yang memperkenalkan individu ke dalam lingkungan diluar keluarganya,seperti sekolah,lingkungan bermain dan lingkungan kerja.

 Proses Pembentukan Kepribadian

              Setiap manusia mempunyai karakter yang berbeda-beda,bila anda perhatikan di lingkungan sekitar misalnya di ruang publik pasti akan anda temukan karakter manusia tersebut yang bervariasai. Ada begitu banyak reaksi terhadap jawaban sebuah karakter. Dan itulah yang disebut dengan kepribadian.

Pengertian kepribadian

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai cirri untuk yang bersifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang yang membedakannya dari orang lain. Sebenarnya kepribadian adalah organisasi dari faktor-faktor biologis,psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Kepribadian mencakup kebiasaan,sikap dan sifat yang khas dimiliki seseorang. Kepribadian berkembang apabila berhubungan dengan orang lain.

Menurut para ahli,kepribadian adalah :

1.       Allport

Kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukannya cara-cara yang unik dalam menyelesaikan dirinya dengan lingkungan.

2.       Th. M. Newcomb

Kepribadian adalah merupakan organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sevagai latar belakang terhadap kepribadiaannya

3.       Roucek dan Warren

Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis,psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku individu.

4.       Cuber

Kepribadian adalah sebagai keseluruhan dari cirri-ciri atau sifat yang tampak dan dapat dilihat pada seseorang

 Tahap kepribadian manusia

1.     Play Stage

Tahap ini seseorang mulai belajar mengambil peran orang-orang yang ada di sekitarnya. Ia mulai meniru peran yang sering berinteraksi dengannya seperti orang tua dan saudaranya. Kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain mulai terbentuk pada tahap ini.

2.       Game Stage

Pada tahap peniruan yang dilakukan mulai berkurang dan  digantikan peran yang secara langsung dijalankan dengan pebuh kesabaran.  Mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga,bekerja sama dengan teman-temannya.

3.       Generalized Others

Pada tahap ini mulai mampu mengambil peran orang lain yang lebih luas. Dalam tahap ini,ia telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peran dirinya dan perang orang lain.

4.       Pembentukan Kepribadian

Dipengaruhi adanya 4 unsur penting, antara lain :

a.        Warisan Biologis (heredity) merupakan faktor keturunan yang berpengaruh terhadap perilaku yang terpaksa dilakukan dan kemudahan dalam pergaulan sosial serta keramahtamahan yanh mempunyai pengaruh dalam membentuk jiwa kepemimpinan,sikap dan minat dalam diri seseorang.

Menurutn Paul B. Horton dan Chester L.Hurt,karakteristik fisik tertentu menjadi suatu faktor dalam perkembangan kepribadian sesuai dengan bagaimana ia didefinisikan dan diperlakukan di dalam masyarakat dan oleh kelompok acuan seseorang. Untuk beberapa cirri,faktor warisan  biologis beserta perbedaan-perbedaannya tentu akan mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang.

b.       Warisan lingkungan alam,mislanya adanya perbedaan iklim,topografi dan sumber daya alam menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap lingkungan alam.

c.        Warisan sosail,misalnya teknologi yang dimilki sekelompok masyarakat akan diserap oleh individu yang mengalami proses dalam masyarakat dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

d.       Kelompok manusia,akan mempengaruhi anggota-anggotanya sehingga para anggotanya menyesuaikan diri terhadap kelompoknya. Setiap kelompok mewariskan pengalaman khas yang tidak diberikan oleh kelompok lain kepada anggotanya. Hal ini menimbulkan kepribadian khas dari kelompok masyarakat tersebut.


Proses pembentukan kepribadian

Proses pembentukan kepribadian melalui sosialisasi dapat dibedakan menjadi berikut:

1.          Proses sosialisasi yang dikerjakan tanpa sengaja lewat interaksi sosial dimana individu menyaksikan pola-pola perilaku dari orang yang ada disekitarnya.

2.          Proses sosialisasi yang dikerjakan secara sengaja lewat proses pendidikan dan pengajaran oleh para pendidik yang mewakili masyarakat.





Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial

Pengertian perilaku menyimpang dan pengendalian sosial
 Robert M.Z. Lawang
Suatu tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak berwenang untuk memperbaiki perilaku menyimpang atau abnomal tersebut.
 Dinitz, Dynes and Clark (1964)
Deviasi pada hakekatnya adalah penyimpangan dari jenis-jenis tingkah laku yang sesuai dengan norma yang terdapat dalam masyarakat tertentu dan pada waktu tertentu.
 Clinard (dalam buku Sociology of Deviant behaviour)
Tingkah laku devian pada hakekatnya adalah penyimpangan norma pada kelompok. Tingkah laku deviasi ini diakarenakan dalam penyimpangan tingkah laku tertentu yang tidak disetujui masyarakat dan melampaui batas toleransi tertentu.
 James Vander Zanden
Merupakan suatu perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.
Kesimpulan:
Deviasi adalah penyimpangan terhadap norma (norm valuation). Intinya adalah setiap perilaku individu yang melampaui batas-batas toleransi adalah devian, misalnya penjudi, pemabuk. Kedua kasus ini dimasyarakat kita dianggap sebagai perilaku menyimpang.
2. Macam-macam penyimpangan perilaku
a. Tindakan kriminal dan kejahatan
Kriminalitas bukan bawaan sejak lahir dan bukan pula warisan biologis. Tindakan kriminal dapat dilakukan secara sadar melalui perencanaan dan ditujukan untuk maksud tertentu. Dalam masyarakat modern tindakan kriminalitas disebabkan adanya ambisi untuk memeperoleh kepuasan material tanpa memperhitungkan kesesuaian diri dengan kemampuan yang dimilikinya. Tindakan kriminal merupakan suatu bentuk penyimpangan terhadap niali dan norma atau pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di masyarakat. Kejahatan ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.
b. Kenakalan anak (juvenile delinquency)
Masalah kenakalan anak disinyalir menimbulkan “gap generation” karena anak yang diharapkan sebagai kader penerus bangsa tergelincir ke arah perilaku negatif. Menurut Prof. Dr. Fuad Hasan Delinquency adalah perbuatan anti sosial yang dilakukan oleh anak atau remaja yang bilal tindakan tersebut dilakukan oleh orang dewasa dikualifikasikan sebagai tindak kejahatan. Dapat disimpulkan bahwa delinquency adalah semua perbuatan penyelewengan norma-norma kelompok tertentu yang menimbulkan keonaran dalam masyarakat yang dilakukan oleh anak muda.
c. Penyimpangan seksual
Penyimpngan seksual merupakan salah satu bentuk dari suatu sikap yag melanggar norma dalam suatu masyarakat. Pemyimpangan seksual meliputi: homoseksual, lesbian, biseksual, dan transeksual. Homoseksual merupakan perilaku sesksual seseorang yang cenderung tertarik pada orang yang berjenis kelamin sama. Pria yang melakukan tindakan tersebut disebut homoseks, sedangkan wanita yang melakukan tindakan demikian disebut lesbian. Biseksual merupakan seseorang yang tertarik pada orang yang berjenis kelamin sama dan berlainan jenis. Sedangkan transeksual merupakan orang yang cenderung mengubah karekteristik seksualnya.
d. Alkoholisme
Alkohol dapat disebut sebagai racun protoplasmik yang mempunyai efek depresan pada sistem syaraf, sehingga orang yang mengkonsumsi alkohol secra berlebihan akan kehilangan kemampuan untuk mengendalikan diri, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. Hal ini sering menimbulkan seseorang untuk malakukan tindakan diluar sadar yang mengacu pada tindakan-tindakan yang menyimpang.
e. Penyalahgunaan narkotika
Penyalahgunaan narkotik dapat disebut sebagai penyimpangan perilaku karena melanggar norma hukum yang berlaku di masyarakat. Penggunaan obat-obat jenis narkotik telah diatur dalam seperangkat aturan yang sifatnya formal. Oleh sebab itu, penggunaan narkotik dianggap sah bila digunakan untuk kepentingan posifit, seperti halnya penanganan medis, sedangkan dilarang penggunannya apabila meleanggar ketentuan yang berlaku. Seperti halnya menggunakan narkotika hanya untuk sakaw.
f. Hubungan seksual sebelum nikah
Dalam lingkungan masyarakat yang masih berpegang teguh pada norma, hubungan seksual sebelum nikah merupakan suatu hal yang melangagar norma, khususnya norma agama. Jenis hubungan semacam ini misalnya adalah pelacuran, kumpul kebo, dan pemerkosaan.
3. Bentuk-bentuk penyimpangan sosial
a. Penyimpangan primer
Merupakan penyimpangan yang bersifat sementara dan hanya menguasai sebagian kecil kehidupan seseorang. Ciri-ciri
Bersifat sementara
Gaya hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang
Penyimpangan yang dilakukan masih bisa ditolelir oleh masyarakat.
Contoh:
Pelanggaran rambu lalulintas
Mencontek pada saat ulangan
Membolos kerja
Mencorat-coret dengan disembarang tempat

b. Penyimpangan sekunder
Merupakan suatu perbuatan yang dilakukan secara khas memperlihatkan perilaku penyimpangan dan secara umum dikenal sebagai oran yang menyimpang karena seringkali melakukan tindakan yang meresahkan oranglain.
Ciri-ciri penyimpangan sekunder
Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang
Masyarakat tidak dapat menolelir perbuatan perilaku tersebut
Contoh:
Perampokan
Pemerkosaan
Pembunuhan

c. penyimpangan individu
penyimpangan yang dilakukan oleh individu tunggal
contoh:
menulis kata-kata jorok di kamar mandi yang dilakukan sendirian
melanggar rambu lalulintas ketika berkendara
d. penyimpangan kelompok
penyimpangan yang dilakukan secara kolektif, biasaya sudah mempunyai aturan tersendiri dalam kelompoknya.
Contoh:
Aksi terorisme
Aksi korupsi yang telah terorgansir
Perampokan
4. Sifat-sifat penyimpangan
a. Penyimpangan positif
Penyimpangan yang mempunyai dampak positif karena mengandung unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya alternatif. Jadi penyimpangan positif merupakan penyimpangan yang terarah pada nilai-nilai sosial yang didambakan meskipun cara yang dilakukan tampaknya menyimpang dari norma yang berlaku. Contoh:

b. Penyimpangan negatif
Penyimpangan yang cenderung bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk. Contoh: perampokan

B. Proses pembentukan perilaku menyimpang sebagai hasil proses sosialisasi tidak sempurna
1. Faktor-faktor penyebab terbentuknya perilaku menyimpang
a. Sikap mental yang tidak sehat
Perilaku menyimpang dapat disebabkan pula sikap mental yang tidak sehat, biasanya ia tidak merasa bersalah atau menyesal atas perbuatannya bahkan merasa senang. Contohnya: profesi pelacur
b. Keluarga yang broken home
Ketiadaan keharmonisan dalam keluarga dapat mengalihkan perhatian anak untuk mencari perhatian dan kesenangan diluar rumah yang dapat mengacu ke arah tindakn negatif. Misalnya: menggunakan narkotika, seks bebas, dll.
c. Pelampiasan rasa kecewa
Seseorang yang mengalami kekecewaan apabila tidak dapat mengalihkan kekecewaan ke hal yang positif, maka ia akan berusaha mencari pelarian untuk memuaskan rasa kekecewaannya. Misalnya: bunuh diri, narkotika, demo anarki.
d. Dorongan kebutuhan ekonomi
Seseorang yang terdesak kebutuhan ekonominya bisa melakukan tindakan menyimpang apabila tidak kuat imannya. Contoh: perbuatan korupsi, mencuri, merampok.
e. Pengaruh lingkungan dan media massa
Media massa selain mempunyai dampak positif juga ada dampak negatif yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan penyimpangan sosial. Misalnya: sosialisasi ilkan kondom untuk mencegah penyebaran viris HIV AIDS malah disalahgunakan untuk melakukan tindakan seks bebas.
f. Keinginan untuk dipuji atau mendapatkan label kelas atas
Seseorang dapat melakukan tindakan menyimpang karena adanya keinginan untuk mendapat pujian, selalu ingin berpenampilan high class kaan tetapi tidak diimbangi dengan kondisi ekonomi yang ada. Sehinga pada hal ini rawan sekali terjadi penyimpangan seperti halnya : pelacuran, pencurian, perampokan, dsb.
g. Proses belajar yang menyimpang
Hal ini terjadi melalui interaksi sosial dengan orang-orang yang berperilaku menyimpang. Misalnya seorang remaja yang sering bergaul dengan kelompok remaja pengguna obat-obatan terlarang, maka individu tersebut dapat terpengaruh dengan perilaku yang demikian.
h. Ketidaksanggupan menyerap norma budaya
Merupakan ketidak sanggupan menyerap norma ke dalam kepribadiannya karena ia menjalani proses sosialisasi yang tidak sempurna sehingga ia tidak danggup menjalani perannya sesuai dengan perilaku yang diharapkan masyarakat.
i. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan menyimpang
Perilaku menyimpang yang terjadi dalam masyarakat disebabkan karena seseorang terjerat pada proses sosioalisasi dari nilai-nilai subkebudayaan yang menyimpang dan bertentangan dengan kebudayaan lain. Contohnya: seorang anak jalanan yang memang lahir dan dibesarkan di kolong jembatan, kelak akan melakukan tindakan yang telah disosialisasikan sejak kecil.
j. Akibat kegagalan alam proses sosialisasi
Proses sosialisasi dianggap tidak berhasil apabila individu tersebut tidak berhsil mendalami norma-norma dalam masyarakat. Ketiak keluarga tidak dapat mendidik anak-anaknya dengan baik, maka disini dapat terjadi suatu kegagalan proses sosialisasi yang berakibat pada tindakan menyimpang.

2. Proses terbentuknya perilaku menyimpang sebagai hasil sosialisasi dan nilai budaya yang menyimpang
3. Teori-teori mengenai penyimpangan
a. Teori pergaulan berbeda
Dalam sosiologi dikenal dengan adanya Theory Differential Association (pargaulan yang berbeda), yang diciptakan oleh Edwin H. Sutherland. Teori ini berpendapat bahwa penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda. Penyimpangan dipelajari melalui proses alih budaya. Melalui proses ini, seseorang mempelajari suatu budaya menyimpang. Contohnya: homoseksual
b. Teori labelling
Penyebab penyimpangan yang dikemukakan pada teori labelling adalah pemberian cap terhadap seseorang yang melakukan tindakan menyimpang tersebut. Contoh; seseorang yang sudah mendapat julukan sebagai wanita nakal karena sering pulang malam meskipun ia sebenarnya awalnya tidak melakukan penyimpangan akan tetapi karena label yang diberikan kepadanya, wanita tersebut menjadi wanita nakal dan berprofesi sebagai pelacur. Contoh lain adalah label yang diberikan kepada siswa pemalas dan pembolos. Mungkin penyimpangan yang dilakukan oleh siswa tersebut adalah penyimpangan primer, akan tetapikarena terlanjur diberikan label siswa tersebut menjadi lebih brutal dengan alasan “kepala tanggung”.
c. Robert K. Merton
Merton mengemukakan bahwa keadaan deregulation atau normlessness dapt menimbulkan perilaku deviasi. Oleh Merton konsep ini selanjutnya diformulasikan untuk mejelaskan keterkaitan antara kelas sosial dan kecenderungan adaptasi sikap dan perilaku kelompok. Perilaku menyimpang itu merupakan suatu bentuk adapatasi terhadap situasi tertentu. Merton mengidentifikasi lima tipe cara adaptasi. Dimana hal ini merupakan suatu rekasi seseorang terhadap kesenjangan (anomie) Diantaranya:
 Konformitas
 Inovasi
 Ritualisme
 Pengunduran
 pemberontakan
d. Teori Albert Cohen
Fokus perhatian teori ini terarah pada suatu pemahaman bahwa perilaku delinquen banyak terjadi pada laki-laki kelas bawah yang kemudian membentuk geng. Perilaku delinquen merupakan cerminan ketidakpuasan terhadap norma dan nilai kelompok kelas menengah yang cenderung mendominasi. Karena kondisi sosial ekonomi yang ada dipandang sebagai kendala dlam upaya mereka untuk mencapai tujuan sesuai dengan keinginan mereka sehingga menyebabkan kelompok usia muda kelas bawah ini mengalami “status” frustasi.
e. Teori fungsi
Menurut Emile Durkheim tercapainay kesadaran moral dari semua anggota masyarakat karena faktor keturunan, perbedaan lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. Artinya kejahatan itu, akan selalu ada, senan orang berwatak jahat pun akan selalu ada. Durkheim berpandangan bahwa kejahatan itu perlu, agar moralitas dan hukum dapat berkembang secara normal.

4. Media pembentuk kepribadian menyimpang
a. Keluarga
Keluarga merupakan tempat sosialisai primer dimana individu pertama kali memperoleh pengenalan terhadap nilai dan norma yang ada dalam masyarakat. Media ini dapat diaktakan sebagai tonggak dasar seseorang memperoleh internalisasi terhadap nilai dan norma yang ada. Apabila keluaraga gagal untuk menanmkan nilai norma terhadap anak-anaknya maka, akan timbul kecenderungan anak tersebut melalukan tindakan menyimpang.
b. Lingkungan tempat tinggal
Lingkungan sekitar mempunyai andil terhadap perilaku seseorang. Lingkungan yang mendukung dalam hal yang bernilai positif, maka akan mempenagruhi diri individu dan sebaliknya, jikak individu tersebut tinggal di lingkungan yang cenderung melakukan tindakan penyimpangan, maka secara disadari atau tidak individu tersebut akan belajar dari lingkungan itu untuk melakukan suatu tindakan dari kebudayaan setempat.
c. kelompok bermain
Dalam dunia remaja teman bermain dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Akan tetapi tidak dipungkiri bahwa pada usia dewasa, teman bermain juga dapat mempengaruhi kepribadiannya.
d. Media massa
Media massa dapat disebut sebagai media sosialisasi yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang karena jika kita tidak cermat dalam menilai tayangan yang disuguhkan televisi maka kita akn terkena dampak negatif yang disuguhkan oleh media. Contoh: seorang anak yang menyaksikan tayangan dengan adegan perkelahian atau kekerasan, maka akan mempengaruhi meningkatnya agresifitas si anak. Contoh konkretnya adalah ketika anak-anak memainkan adegan perkelahian dengan teman sebayanya meskipun hal itu hanya bermasud mainan belaka.

C. Cara-cara pengendalian sosial
1. Berbagai teknik atau cara pengendalian sosial
a. Dari aspek perencanaan
1. Cara persuasif tanpa kekerasan
Pengendalian persuasif lenih menekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing berupa anjuran.
2. Cara kekerasan/paksaan (coercive)
Cara ini dilakukan setelah langkah pertama (persuasif) tidak berhasil.
3. Cara kompulsi (compulse)
Cara ini dilakukan dengan menciptakan suatu situasi yang dapat mengubah sikap atau perilaku yang negatif dengan cara ditegur dan dijelaskan ketika ada melihat seseorang yang melakukan penyimpangan.
4. Cara pervasi (pervation)
Cara ini dilakukan dengan cara penyampaian yang berulang-ulang terhadap norma atau nilai yang tengah berlaku dalam masyarakat dengan harapan dapat melekat pada jiwa seseorang sehingga akan terbentuk sikap yang diharapkan.

b. Aspek jumlah cakupan yang terlihat
1. Pengawasan dari individu terhadap individu lain
2. Pengawasan dari individu terhadap kelompok
3. Pengawasan dari kelompok terhadap kelompok lain
4. Pengawasan dari kelompok terhadap individu

2. Jenis-jenis pengendalian sosial
a. Cemooohan
b. Teguran
c. Pendidikan
d. Agama
e. Gosip atau desas desus
f. Ostrasisme
g. Fraundulens
h. Intimidasi
i. Kekerasan fisik
j. hukum
D. Jenis-jenis lembaga pengendalian sosial
1. Peranan lembaga pengendalian sosial
Peranan pranata atau lembaga sosial dalam pengendalian sosial yan terjadi di masyarakat adalah sangat besar. Khususnya terhadap perilaku yang menyimpang. Peranan lembaga sosial merupakan pedoman aparat dan tokoh masyarakat dalam menciptakan pengendalian sosial.
Tujuan pengendalian sosial dengan klasifikasi sederhaan dapat dirumuskan sebagai berikut.
a. Tujuan eksploitatif karena dimotivasikan oleh kepentingan diri, baik secaa langsung maupun tidak langsung.
b. Tujuan regulatif karena dilandaskan kebiasaan atau adar idtiadat
c. Tujuan kreatif atau konstruktif karena diarahkan pada perubahan sosial yang dianggap bermanfaat.
2. Jenis-jenis lembaga pengendalian sosial
a. Kepolisian
Polisi merupakan badan pemerintah yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum dan mengambil tindakan terhadap orang-orang yang melakukan pelanggaran hukum.
b. Pengadilan
Pengadilan merupakan suatu badan yang dibentuk oleh negara untuk menangani menyelesaikan dan mengadili dengan memberikan sanksi yang tegas terhadap perselsihan atau tindakan-tidndakan yang melanggar hukum.
c. Adat
adat adalah aturan yang tumbuh dalam masyarakat di suatu daerah yang senantiasa dijunjung dandipatuhi.adat yang melembaga dalam masyarakat berupa tradisi turun temurun juga mempunyai sanksi yang mengikat pada anggotanya.
3Sifat-sifat pengendalian sosial
Pengendalian dapat bersifat:
a. Preventif : usaha dilakukan sebelum terjadi pelanggaran. Tujuannya adalah
untuk mencegah terjadinya pelanggaran. Contoh: nasihat
b. Represif : pengendalian ini dilakuakn setelah terjadi pelanggaran dan
diupayakan dapat pulih seperti sediakala. Contoh: seseorang yng
melakukan penipuan lantas ia dijebloskan ke penjara
c. Gabungan : pengendalian ini merupakan gabungan dari preventif dan represif.

Teori penyimpangan

Berikut ini adalah beberapa teori penyimpangan untuk menjelaskan mengenai perilaku penyimpangan.Teori biologi, teori ini mejelaskan bagaimana hubungan antara perilaku menyimpang dengan keadaan biologis, misalnya cacat tubuh bawaan lahir, tipe tubuh tertentu seperi endomorph, ectomorph, dan mesomorph.Teori psikologi, menganggap perilaku menyimpang sebagai penyakit mental. Jadi, orang yang menyimpang itu karena mengalami penyakit mental atau gangguan kejiawaan.Teori sosialisasi menjelaskan bahwa perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses sosialisasi. Proses sosialisasi tidak sempurna, dapat terjadi karena mengalami inferioritas akibat cacat fisik bawaan lahir atau memperoleh informasi yang tidak lengkap, misalnya tentang kehidupan seksual.Teori anomie, menganggap bahwa perilaki menyimpang muncul karena adanya anomie. Anomie adalah kesimpangsiuran norma atau keadaan tanpa norma yang pasti sebagai patokan berperilaku. Anomie menimbulkan perilaku menyimpang karena mengakibatkan keterpisahan emosional (ketidakberdayaan, ketidakberartian, dan keterpencilan ) antara seseorang dengan masyarakatnya. Emile Durkheim dan Robert K. Merton menguraikan bahwa anomie terjadi karena ketidakharmonisan antara tujuan budaya dan cara-cara formal untuk mencapai tujuan.Teori reaksi masyarakat ( teori labeling atau pemberian cap ) , dimana seseorang berperilaku menyimpang karena diberi cap menyimpang. Pemberian cap menyimpang ini mendorong individu melakukan serangkaian perbuatan yang merupakan self-fulfilling prophecy ( pembenaran peramalan diri ) bahwa ia adalah penyimpang.Teori konflik, meliputi dua hal, yaitu konlik budaya dan konflik sosial. Konflik budaya terjadi pada masyarakat dengan ciri pluralitas ( kemajemukan ). Di masyarakat tersebut terdapat dua atau lebih kelompok dengan sub kultur yang berbeda sehingga suatu perilaku yang sesuai dengan subkultur tertentu dapat berarti penyimpangan terhadap subkultur yang lain. Teori konflik sosial menerangkan bahwa penyimpangan terjadi karena adanya perbedaan norma dan kepentingan di antara kelas-kelas, sehingga suatu perilaku yang tidak sesuai dengan perilaku kelas tertentu dinyatakan sebagai perilaku menyimpang.Teori pengendalian sosial, menyatakan bahwa penyimpangan terjaid karena lemahnya pengendalian sosial, baik berupa tekanan sosial maupun pemberian sanksi-sanksi, bahwa suatu keadaan misalnya mencuri dan meperkosa, tidak selalu diawali oleh adanya niat untuk mencuri atau meperkosa. Namun karena adanya kesempatan untuk itu akibat lemahnya pengendalian sosial.

Minggu, 01 Mei 2016

Bolehkah aku memintamu kembali

Tuhan selalu punya rencana untuk umatNya, rencana tuhan sangat sulit ditebak oleh manusia sekalipun dia adalah seorang paranormal. Rencana Tuhan hanya bisa kita terima dengan "lapang dada".
Aku percaya ini adalah rencana Tuhan, seperti katamu *kita bertemu itu bukanlah semata-mata karena kesengajaan, tapi itu semua adalah rencana Tuhan, kamu si sulung "ceria" dan aku si sulung "labil".*
Seperti keyakinanmu, kita adalah air yang terus mengalir mengikuti kehendak alam dan bertemu pada satu muara yang nantinya akan kita ingat, bahwa disana ada kisah yang akan dikenang terkhusus oleh kita berdua. Sekolah ini adalah muara yang mempertemukan kita *dua sulung* yang bertolak belakang. Aku "si sulung ceria" yang menggenggam harapan dan pemimpi ulung. Sementara kamu "si sulung labil" yang  mempunyai banyak mimpi tapi tak pernah mampu mewujudkannya.
Sama seperti saat itu, aku menyadari sebuah perasaan aneh yang tak mampu aku ungkapkan yaitu *cinta*, yaa.. aku jatuh cinta pada orang aneh di hadapanku yang setiap waktu selalu menertawai kebodohanku. Sementara kamu baru menyadi perasaan mu setelah kamu menyaksikan aku terjatuh dan tertatih mempertahankan keyakinanku bahwa aku suatu saat nanti akan layak berada disampingmu sebagai wanita kebanggaanmu. (Jahat..)
Jujur aku tidak pernah menyesali itu semua, sebab kau dan aku tetap menjadi kita pada akhirnya dan..... kita tetap berpIsah karena kehendak Tuhan yang katamu tidak boleh disalahkan, sebab itu adalah keharusan yang disebut *TAKDIR*
Lalu..... bolehkah aku meminta tuhan merubah takdir itu dan mengembalikanmu padaku???

BENTUK HUBUNGAN SOSIAL INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM MASYARAKAT

  Hubungan sosial merupakan fenomena sosial yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan sosial dalam masyarakat heterogen cend...