Rabu, 18 Mei 2016

Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial

Pengertian perilaku menyimpang dan pengendalian sosial
 Robert M.Z. Lawang
Suatu tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak berwenang untuk memperbaiki perilaku menyimpang atau abnomal tersebut.
 Dinitz, Dynes and Clark (1964)
Deviasi pada hakekatnya adalah penyimpangan dari jenis-jenis tingkah laku yang sesuai dengan norma yang terdapat dalam masyarakat tertentu dan pada waktu tertentu.
 Clinard (dalam buku Sociology of Deviant behaviour)
Tingkah laku devian pada hakekatnya adalah penyimpangan norma pada kelompok. Tingkah laku deviasi ini diakarenakan dalam penyimpangan tingkah laku tertentu yang tidak disetujui masyarakat dan melampaui batas toleransi tertentu.
 James Vander Zanden
Merupakan suatu perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.
Kesimpulan:
Deviasi adalah penyimpangan terhadap norma (norm valuation). Intinya adalah setiap perilaku individu yang melampaui batas-batas toleransi adalah devian, misalnya penjudi, pemabuk. Kedua kasus ini dimasyarakat kita dianggap sebagai perilaku menyimpang.
2. Macam-macam penyimpangan perilaku
a. Tindakan kriminal dan kejahatan
Kriminalitas bukan bawaan sejak lahir dan bukan pula warisan biologis. Tindakan kriminal dapat dilakukan secara sadar melalui perencanaan dan ditujukan untuk maksud tertentu. Dalam masyarakat modern tindakan kriminalitas disebabkan adanya ambisi untuk memeperoleh kepuasan material tanpa memperhitungkan kesesuaian diri dengan kemampuan yang dimilikinya. Tindakan kriminal merupakan suatu bentuk penyimpangan terhadap niali dan norma atau pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di masyarakat. Kejahatan ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.
b. Kenakalan anak (juvenile delinquency)
Masalah kenakalan anak disinyalir menimbulkan “gap generation” karena anak yang diharapkan sebagai kader penerus bangsa tergelincir ke arah perilaku negatif. Menurut Prof. Dr. Fuad Hasan Delinquency adalah perbuatan anti sosial yang dilakukan oleh anak atau remaja yang bilal tindakan tersebut dilakukan oleh orang dewasa dikualifikasikan sebagai tindak kejahatan. Dapat disimpulkan bahwa delinquency adalah semua perbuatan penyelewengan norma-norma kelompok tertentu yang menimbulkan keonaran dalam masyarakat yang dilakukan oleh anak muda.
c. Penyimpangan seksual
Penyimpngan seksual merupakan salah satu bentuk dari suatu sikap yag melanggar norma dalam suatu masyarakat. Pemyimpangan seksual meliputi: homoseksual, lesbian, biseksual, dan transeksual. Homoseksual merupakan perilaku sesksual seseorang yang cenderung tertarik pada orang yang berjenis kelamin sama. Pria yang melakukan tindakan tersebut disebut homoseks, sedangkan wanita yang melakukan tindakan demikian disebut lesbian. Biseksual merupakan seseorang yang tertarik pada orang yang berjenis kelamin sama dan berlainan jenis. Sedangkan transeksual merupakan orang yang cenderung mengubah karekteristik seksualnya.
d. Alkoholisme
Alkohol dapat disebut sebagai racun protoplasmik yang mempunyai efek depresan pada sistem syaraf, sehingga orang yang mengkonsumsi alkohol secra berlebihan akan kehilangan kemampuan untuk mengendalikan diri, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. Hal ini sering menimbulkan seseorang untuk malakukan tindakan diluar sadar yang mengacu pada tindakan-tindakan yang menyimpang.
e. Penyalahgunaan narkotika
Penyalahgunaan narkotik dapat disebut sebagai penyimpangan perilaku karena melanggar norma hukum yang berlaku di masyarakat. Penggunaan obat-obat jenis narkotik telah diatur dalam seperangkat aturan yang sifatnya formal. Oleh sebab itu, penggunaan narkotik dianggap sah bila digunakan untuk kepentingan posifit, seperti halnya penanganan medis, sedangkan dilarang penggunannya apabila meleanggar ketentuan yang berlaku. Seperti halnya menggunakan narkotika hanya untuk sakaw.
f. Hubungan seksual sebelum nikah
Dalam lingkungan masyarakat yang masih berpegang teguh pada norma, hubungan seksual sebelum nikah merupakan suatu hal yang melangagar norma, khususnya norma agama. Jenis hubungan semacam ini misalnya adalah pelacuran, kumpul kebo, dan pemerkosaan.
3. Bentuk-bentuk penyimpangan sosial
a. Penyimpangan primer
Merupakan penyimpangan yang bersifat sementara dan hanya menguasai sebagian kecil kehidupan seseorang. Ciri-ciri
Bersifat sementara
Gaya hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang
Penyimpangan yang dilakukan masih bisa ditolelir oleh masyarakat.
Contoh:
Pelanggaran rambu lalulintas
Mencontek pada saat ulangan
Membolos kerja
Mencorat-coret dengan disembarang tempat

b. Penyimpangan sekunder
Merupakan suatu perbuatan yang dilakukan secara khas memperlihatkan perilaku penyimpangan dan secara umum dikenal sebagai oran yang menyimpang karena seringkali melakukan tindakan yang meresahkan oranglain.
Ciri-ciri penyimpangan sekunder
Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang
Masyarakat tidak dapat menolelir perbuatan perilaku tersebut
Contoh:
Perampokan
Pemerkosaan
Pembunuhan

c. penyimpangan individu
penyimpangan yang dilakukan oleh individu tunggal
contoh:
menulis kata-kata jorok di kamar mandi yang dilakukan sendirian
melanggar rambu lalulintas ketika berkendara
d. penyimpangan kelompok
penyimpangan yang dilakukan secara kolektif, biasaya sudah mempunyai aturan tersendiri dalam kelompoknya.
Contoh:
Aksi terorisme
Aksi korupsi yang telah terorgansir
Perampokan
4. Sifat-sifat penyimpangan
a. Penyimpangan positif
Penyimpangan yang mempunyai dampak positif karena mengandung unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya alternatif. Jadi penyimpangan positif merupakan penyimpangan yang terarah pada nilai-nilai sosial yang didambakan meskipun cara yang dilakukan tampaknya menyimpang dari norma yang berlaku. Contoh:

b. Penyimpangan negatif
Penyimpangan yang cenderung bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk. Contoh: perampokan

B. Proses pembentukan perilaku menyimpang sebagai hasil proses sosialisasi tidak sempurna
1. Faktor-faktor penyebab terbentuknya perilaku menyimpang
a. Sikap mental yang tidak sehat
Perilaku menyimpang dapat disebabkan pula sikap mental yang tidak sehat, biasanya ia tidak merasa bersalah atau menyesal atas perbuatannya bahkan merasa senang. Contohnya: profesi pelacur
b. Keluarga yang broken home
Ketiadaan keharmonisan dalam keluarga dapat mengalihkan perhatian anak untuk mencari perhatian dan kesenangan diluar rumah yang dapat mengacu ke arah tindakn negatif. Misalnya: menggunakan narkotika, seks bebas, dll.
c. Pelampiasan rasa kecewa
Seseorang yang mengalami kekecewaan apabila tidak dapat mengalihkan kekecewaan ke hal yang positif, maka ia akan berusaha mencari pelarian untuk memuaskan rasa kekecewaannya. Misalnya: bunuh diri, narkotika, demo anarki.
d. Dorongan kebutuhan ekonomi
Seseorang yang terdesak kebutuhan ekonominya bisa melakukan tindakan menyimpang apabila tidak kuat imannya. Contoh: perbuatan korupsi, mencuri, merampok.
e. Pengaruh lingkungan dan media massa
Media massa selain mempunyai dampak positif juga ada dampak negatif yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan penyimpangan sosial. Misalnya: sosialisasi ilkan kondom untuk mencegah penyebaran viris HIV AIDS malah disalahgunakan untuk melakukan tindakan seks bebas.
f. Keinginan untuk dipuji atau mendapatkan label kelas atas
Seseorang dapat melakukan tindakan menyimpang karena adanya keinginan untuk mendapat pujian, selalu ingin berpenampilan high class kaan tetapi tidak diimbangi dengan kondisi ekonomi yang ada. Sehinga pada hal ini rawan sekali terjadi penyimpangan seperti halnya : pelacuran, pencurian, perampokan, dsb.
g. Proses belajar yang menyimpang
Hal ini terjadi melalui interaksi sosial dengan orang-orang yang berperilaku menyimpang. Misalnya seorang remaja yang sering bergaul dengan kelompok remaja pengguna obat-obatan terlarang, maka individu tersebut dapat terpengaruh dengan perilaku yang demikian.
h. Ketidaksanggupan menyerap norma budaya
Merupakan ketidak sanggupan menyerap norma ke dalam kepribadiannya karena ia menjalani proses sosialisasi yang tidak sempurna sehingga ia tidak danggup menjalani perannya sesuai dengan perilaku yang diharapkan masyarakat.
i. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan menyimpang
Perilaku menyimpang yang terjadi dalam masyarakat disebabkan karena seseorang terjerat pada proses sosioalisasi dari nilai-nilai subkebudayaan yang menyimpang dan bertentangan dengan kebudayaan lain. Contohnya: seorang anak jalanan yang memang lahir dan dibesarkan di kolong jembatan, kelak akan melakukan tindakan yang telah disosialisasikan sejak kecil.
j. Akibat kegagalan alam proses sosialisasi
Proses sosialisasi dianggap tidak berhasil apabila individu tersebut tidak berhsil mendalami norma-norma dalam masyarakat. Ketiak keluarga tidak dapat mendidik anak-anaknya dengan baik, maka disini dapat terjadi suatu kegagalan proses sosialisasi yang berakibat pada tindakan menyimpang.

2. Proses terbentuknya perilaku menyimpang sebagai hasil sosialisasi dan nilai budaya yang menyimpang
3. Teori-teori mengenai penyimpangan
a. Teori pergaulan berbeda
Dalam sosiologi dikenal dengan adanya Theory Differential Association (pargaulan yang berbeda), yang diciptakan oleh Edwin H. Sutherland. Teori ini berpendapat bahwa penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda. Penyimpangan dipelajari melalui proses alih budaya. Melalui proses ini, seseorang mempelajari suatu budaya menyimpang. Contohnya: homoseksual
b. Teori labelling
Penyebab penyimpangan yang dikemukakan pada teori labelling adalah pemberian cap terhadap seseorang yang melakukan tindakan menyimpang tersebut. Contoh; seseorang yang sudah mendapat julukan sebagai wanita nakal karena sering pulang malam meskipun ia sebenarnya awalnya tidak melakukan penyimpangan akan tetapi karena label yang diberikan kepadanya, wanita tersebut menjadi wanita nakal dan berprofesi sebagai pelacur. Contoh lain adalah label yang diberikan kepada siswa pemalas dan pembolos. Mungkin penyimpangan yang dilakukan oleh siswa tersebut adalah penyimpangan primer, akan tetapikarena terlanjur diberikan label siswa tersebut menjadi lebih brutal dengan alasan “kepala tanggung”.
c. Robert K. Merton
Merton mengemukakan bahwa keadaan deregulation atau normlessness dapt menimbulkan perilaku deviasi. Oleh Merton konsep ini selanjutnya diformulasikan untuk mejelaskan keterkaitan antara kelas sosial dan kecenderungan adaptasi sikap dan perilaku kelompok. Perilaku menyimpang itu merupakan suatu bentuk adapatasi terhadap situasi tertentu. Merton mengidentifikasi lima tipe cara adaptasi. Dimana hal ini merupakan suatu rekasi seseorang terhadap kesenjangan (anomie) Diantaranya:
 Konformitas
 Inovasi
 Ritualisme
 Pengunduran
 pemberontakan
d. Teori Albert Cohen
Fokus perhatian teori ini terarah pada suatu pemahaman bahwa perilaku delinquen banyak terjadi pada laki-laki kelas bawah yang kemudian membentuk geng. Perilaku delinquen merupakan cerminan ketidakpuasan terhadap norma dan nilai kelompok kelas menengah yang cenderung mendominasi. Karena kondisi sosial ekonomi yang ada dipandang sebagai kendala dlam upaya mereka untuk mencapai tujuan sesuai dengan keinginan mereka sehingga menyebabkan kelompok usia muda kelas bawah ini mengalami “status” frustasi.
e. Teori fungsi
Menurut Emile Durkheim tercapainay kesadaran moral dari semua anggota masyarakat karena faktor keturunan, perbedaan lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. Artinya kejahatan itu, akan selalu ada, senan orang berwatak jahat pun akan selalu ada. Durkheim berpandangan bahwa kejahatan itu perlu, agar moralitas dan hukum dapat berkembang secara normal.

4. Media pembentuk kepribadian menyimpang
a. Keluarga
Keluarga merupakan tempat sosialisai primer dimana individu pertama kali memperoleh pengenalan terhadap nilai dan norma yang ada dalam masyarakat. Media ini dapat diaktakan sebagai tonggak dasar seseorang memperoleh internalisasi terhadap nilai dan norma yang ada. Apabila keluaraga gagal untuk menanmkan nilai norma terhadap anak-anaknya maka, akan timbul kecenderungan anak tersebut melalukan tindakan menyimpang.
b. Lingkungan tempat tinggal
Lingkungan sekitar mempunyai andil terhadap perilaku seseorang. Lingkungan yang mendukung dalam hal yang bernilai positif, maka akan mempenagruhi diri individu dan sebaliknya, jikak individu tersebut tinggal di lingkungan yang cenderung melakukan tindakan penyimpangan, maka secara disadari atau tidak individu tersebut akan belajar dari lingkungan itu untuk melakukan suatu tindakan dari kebudayaan setempat.
c. kelompok bermain
Dalam dunia remaja teman bermain dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Akan tetapi tidak dipungkiri bahwa pada usia dewasa, teman bermain juga dapat mempengaruhi kepribadiannya.
d. Media massa
Media massa dapat disebut sebagai media sosialisasi yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang karena jika kita tidak cermat dalam menilai tayangan yang disuguhkan televisi maka kita akn terkena dampak negatif yang disuguhkan oleh media. Contoh: seorang anak yang menyaksikan tayangan dengan adegan perkelahian atau kekerasan, maka akan mempengaruhi meningkatnya agresifitas si anak. Contoh konkretnya adalah ketika anak-anak memainkan adegan perkelahian dengan teman sebayanya meskipun hal itu hanya bermasud mainan belaka.

C. Cara-cara pengendalian sosial
1. Berbagai teknik atau cara pengendalian sosial
a. Dari aspek perencanaan
1. Cara persuasif tanpa kekerasan
Pengendalian persuasif lenih menekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing berupa anjuran.
2. Cara kekerasan/paksaan (coercive)
Cara ini dilakukan setelah langkah pertama (persuasif) tidak berhasil.
3. Cara kompulsi (compulse)
Cara ini dilakukan dengan menciptakan suatu situasi yang dapat mengubah sikap atau perilaku yang negatif dengan cara ditegur dan dijelaskan ketika ada melihat seseorang yang melakukan penyimpangan.
4. Cara pervasi (pervation)
Cara ini dilakukan dengan cara penyampaian yang berulang-ulang terhadap norma atau nilai yang tengah berlaku dalam masyarakat dengan harapan dapat melekat pada jiwa seseorang sehingga akan terbentuk sikap yang diharapkan.

b. Aspek jumlah cakupan yang terlihat
1. Pengawasan dari individu terhadap individu lain
2. Pengawasan dari individu terhadap kelompok
3. Pengawasan dari kelompok terhadap kelompok lain
4. Pengawasan dari kelompok terhadap individu

2. Jenis-jenis pengendalian sosial
a. Cemooohan
b. Teguran
c. Pendidikan
d. Agama
e. Gosip atau desas desus
f. Ostrasisme
g. Fraundulens
h. Intimidasi
i. Kekerasan fisik
j. hukum
D. Jenis-jenis lembaga pengendalian sosial
1. Peranan lembaga pengendalian sosial
Peranan pranata atau lembaga sosial dalam pengendalian sosial yan terjadi di masyarakat adalah sangat besar. Khususnya terhadap perilaku yang menyimpang. Peranan lembaga sosial merupakan pedoman aparat dan tokoh masyarakat dalam menciptakan pengendalian sosial.
Tujuan pengendalian sosial dengan klasifikasi sederhaan dapat dirumuskan sebagai berikut.
a. Tujuan eksploitatif karena dimotivasikan oleh kepentingan diri, baik secaa langsung maupun tidak langsung.
b. Tujuan regulatif karena dilandaskan kebiasaan atau adar idtiadat
c. Tujuan kreatif atau konstruktif karena diarahkan pada perubahan sosial yang dianggap bermanfaat.
2. Jenis-jenis lembaga pengendalian sosial
a. Kepolisian
Polisi merupakan badan pemerintah yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum dan mengambil tindakan terhadap orang-orang yang melakukan pelanggaran hukum.
b. Pengadilan
Pengadilan merupakan suatu badan yang dibentuk oleh negara untuk menangani menyelesaikan dan mengadili dengan memberikan sanksi yang tegas terhadap perselsihan atau tindakan-tidndakan yang melanggar hukum.
c. Adat
adat adalah aturan yang tumbuh dalam masyarakat di suatu daerah yang senantiasa dijunjung dandipatuhi.adat yang melembaga dalam masyarakat berupa tradisi turun temurun juga mempunyai sanksi yang mengikat pada anggotanya.
3Sifat-sifat pengendalian sosial
Pengendalian dapat bersifat:
a. Preventif : usaha dilakukan sebelum terjadi pelanggaran. Tujuannya adalah
untuk mencegah terjadinya pelanggaran. Contoh: nasihat
b. Represif : pengendalian ini dilakuakn setelah terjadi pelanggaran dan
diupayakan dapat pulih seperti sediakala. Contoh: seseorang yng
melakukan penipuan lantas ia dijebloskan ke penjara
c. Gabungan : pengendalian ini merupakan gabungan dari preventif dan represif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BENTUK HUBUNGAN SOSIAL INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM MASYARAKAT

  Hubungan sosial merupakan fenomena sosial yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan sosial dalam masyarakat heterogen cend...