Senin, 26 Oktober 2020

GEJALA SOSIAL

 

Realitas sosial dalam masyarakat terjadi karena adanya gejala-gejala sosial seperti kemiskinan dalam masyarakat dapat terjadi karena pendidikan masyarakat rendah lapangan pekerjaan sempit, dan banyaknya pengangguran.

Gejala sosial merupakan fenomena sosial yang terjadi sebagai akibat pola interaksi atau hubungan sosial didalam masyarakat gejala sosial tidak selalu bersifat negatif,  Tetapi dapat pula bersifat positif.

 

  1.  Bentuk-bentuk gejala sosial

Gejala sosial terjadi sebagai hasil interaksi manusia dengan manusia lainnya titik gejala sosial dapat dikenali dalam tindakan individu dan tindakan kolektif, pengelompokan sosial, serta interaksi antara individu dan kelompok sosial.

a.      Tindakan individu dan tindakan kolektif.

Tindakan individu merupakan gejala sosial apabila tindakan tersebut diarahkan kepada orang lain.  Max Weber mendefinisikan tindakan sosial sebagai suatu tindakan individu sepanjang tindakan tersebut mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan pada tindakan orang lain. Selain tindakan individu, gejala sosial juga dapat terbentuk dari tindakan kolektif. Tindakan kolektif adalah suatu tindakan secara spontan, relatif tidak terorganisasi, dan hampir tidak bisa diduga sebelumnya. Contoh tindakan kolektif adalah tindakan orang-orang dalam kerumunan atau bencana titik kerumunan orang-orang yang menonton konser musik merupakan contoh gejala sosial yang menunjukkan realitas sosial berupa globalisasi.

 

b.    Pengelompokan sosial

Pembentukan kelompok sosial dalam masyarakat dapat terjadi secara alami ataupun disengaja titik kelompok yang terbentuk secara alami misalnya keluarga inti dan kelompok berdasarkan ikatan kekerabatan titik adapun kelompok yang sengaja dibentuk, misalnya organisasi atau komunitas karena kepentingan tertentu.  pembentukan kelompok sosial tersebut dapat mempengaruhi terjadinya realitas sosial dalam mamasyarakat. Sebagai contoh, Terbentuknya keluarga dan organisasi sosial dalam masyarakat berpengaruh terhadap keteraturan sosial. Keteraturan sosial merupakan contoh realitas sosial dalam masyarakat.

 

c.     Interaksi antara individu dan kelompok sosial

Interaksi antara individu dan kelompok sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu dan kelompok.  interaksi antara individu dan kelompok sosial dapat berwujud respon individu terhadap stimulus atau informasi/tindakan  Yang diberikan oleh kelompok, atau sebaliknya.

Sebagai contoh, seorang mahasiswa mengajar baca tulis kepada penyandang buta huruf di desa sekarsari. interaksi dalam kegiatan belajar baca tulis tersebut dapat terjadi antara individu dan kelompok,  yaitu antara mahasiswa dan kelompok belajar yang masih buta huruf.

 

2.    Fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial

Gejala sosial dalam masyarakat dapat dikenali dengan mengkajinya menggunakan  Ilmu sosiologi. fungsi sosiologi dalam mengenali gejala sosial dapat dijabarkan sebagai berikut:

a.        Fungsi sosiologi dalam penelitian sosial

            Untuk menjelaskan gejala sosial secara logis dan ilmiah diperlukan penelitian sosial. Penelitian sosial dalam sosiologi merupakan penyelidikan yang bertujuan menemukan berbagai fakta sosial yang bermanfaat dalam membuat perencanaan pembangunan ataupun pemecahan masalah sosial. penelitian sosiologi memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:

 

                                    1.        sosiologi mampu memahami simbol kata-kata, kode, dan istilah yang digunakan masyarakat sebagai objek penelitian empiris.

                                    2.        Sosiologi memahami pola-pola tingkah laku manusia dalam masyarakat.

                                    3.        sosiologi mampu mempertimbangkan berbagai fenomena sosial yang muncul dalam bermasyarakat.

                                    4.        sosiologi mampu melihat berbagai kecenderungan arah perubahan pola tingkah laku anggota masyarakat yang disebabkan faktor-faktor tertentu.

                                    5.        sosiologi berhati-hati dalam menjaga pemikiran yang rasional sehingga tidak terjebak dalam pola pikir irasional dan subjektif.

 

Penelitian sosial dalam sosiologi harus dilakukan dengan metode ilmiah yang sistematis. Pada umumnya, metode penelitian sosiologi dibedakan menjadi kuantitatif dan kualitatif metode penelitian kuantitatif digunakan untuk mengkaji gejala sosial yang dapat digeneralisasikan ke dalam bentuk angka dan diselesaikan dengan statistik. sedangkan  Penelitian kualitatif digunakan untuk mengkaji gejala sosial yang tidak dapat diselesaikan menggunakan penelitian kuantitatif. Contoh tema penelitian kuantitatif adalah hubungan antara zat belajar dan prestasi belajar peserta didik Adapun contoh tema penelitian kualitatif adalah fenomena maraknya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja.

 

b.     Fungsi sosiologi dalam memecahkan masalah sosial

Masalah sosial merupakan suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat sehingga membahayakan kehidupan masyarakat. Berdasarkan sumbernya, masalah sosial diklasifikasikan menjadi 4 kategori yaitu masalah sosial karena faktor ekonomi, Biologi, Psikologi, dan kebudayaan.

Menurut roucek dan Warren,  masalah sosial ditimbulkan oleh masyarakat itu sendiri titik dengan kata lain, manusia merupakan penyebab munculnya masalah sosial nya sendiri titik contoh masalah sosial yang sering terjadi dalam masyarakat yaitu masalah kependudukan atau demografi, kemiskinan kriminalitas/kejahatan, korupsi,  kesenjangan sosial, ketidakadilan, konflik, disorganisasi keluarga, masalah lingkungan hidup, dan pelanggaran norma-norma masyarakat.

Secara umum ada dua metode dalam mengatasi masalah sosial yaitu preventif dan Represif. Metode preventif diterapkan dengan mengadakan penelitian terhadap gejala-gejala sosial yang menimbulkan masalah sosial. Metode Represif merupakan proses penanggulangan secara langsung terhadap masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat. Artinya, tindakan penanggulangan baru dilakukan setelah gejala-gejala sosial dalam masyarakat dipastikan sebagai masalah sosial.

 

c.      Fungsi sosiologi dalam pembangunan sosial

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang dilakukan dengan sengaja atas dasar rencana tertentu.  tujuan proses pembangunan adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat secara materiil dan spiritual.  fungsi sosiologi dalam proses pembangunan sebagai berikut.

                    1.        Tahap perencanaan berguna untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan masyarakat.

                    2.        Tahap pelaksanaan berguna untuk mengidentifikasi kekuatan dalam masyarakat dan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi dalam masyarakat.  pelaksanaan pembangunan akan terus diawasi oleh pihak yang terlibat, baik pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM)  agar tidak terjadi penyelewengan.

                    3.        Tahap evaluasi tahap evaluasi dilakukan dengan menganalisis dampak pembangunan. Evaluasi dapat digunakan untuk menilai keberhasilan pembangunan dan mengidentifikasi kekurangan atau kemunduran pembangunan. dengan demikian, dapat dilakukan pengadaan,  Penambahan, dan peningkatan kualitas secara seimbang.

 

Fungsi sosiologi dalam pembangunan adalah memberikan informasi terkait dampak sosial pembangunan. dengan demikian, Pembangunan dapat dilaksanakan sesuai kemampuan serta memperhatikan dampak sosial, misalnya berupa perubahan  Sosial.

 

d.  Fungsi sosiologi dalam perencanaan sosial

Kebijakan sosial merupakan serangkaian upaya/strategi, Rencana, dan tindakan yang digunakan untuk mengatasi masalah sosial dan memenuhi kebutuhan sosial masyarakat. Secara umum, sosiologi memiliki beberapa kegunaan dalam perencanaan sosial.

                    1.        Sosiologi memahami perkembangan kebudayaan masyarakat dari taraf tradisional sampai taraf modern.

                    2.        Sosiologi memahami hubungan manusia dengan lingkungan alam, hubungan antar golongan, proses perubahan, dan pengaruh penemuan baru. Dengan demikian, perencanaan pada masa depan yang disusun atas dasar faktual dalam masyarakat dapat dipertanggungjawabkan secara sosiologis.

                    3.        Sosiologi memiliki disiplin ilmiah yang didasarkan atas objektivitas.

                    4.        Dengan berpikir secara logis, suatu perencanaan sosial dapat dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat ketertinggalan dan kemajuan masyarakat dilihat dari sudut kebudayaan.

Melalui pembahasan tentang fungsi sosiologi untuk memahami gejala sosial, Anda diharapkan dapat mengembangkan cara berpikir kritis mengenai gejala sosial yang terjadi di lingkungan sekitar.

 

Peran sosiolog dalam masyarakat

 

Sosiolog merupakan seseorang yang memiliki pengetahuan dan pendidikan dengan latar belakang ilmu sosiologi.  Seorang sosiolog memanfaatkan ilmu pengetahuannya bagi kesejahteraan masyarakat.  melalui pengetahuan yang dimilikinya sosiolog memiliki peran sebagai berikut.

 

a.             sosiolog sebagai peneliti sosial

 Sebagai seorang peneliti, sosiolog memiliki fungsi sebagai alat untuk memahami fenomena atau gejala sosial.  Melalui ilmu dan hasil penelitiannya, sosiolog dapat menjelaskan berbagai gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat.  penjelasan tersebut diharapkan dapat mendorong masyarakat berpikir kritis dan semakin menyadari realitas sosial yang terjadi dalam masyarakat. 

 

 

 

Peneliti sosial memiliki berbagai manfaat.  Adapun manfaat penelitian sosial secara khusus sebagai berikut.

 

1.  Manfaat penelitian bagi peneliti sebagai berberikut. 

a)    Mengembangkan ilmu dan keterampilan yang dimilikinya.

b)    mempertanggungjawabkan hasil penelitian baik kepada pribadi maupun orang lain.

c)    Dapat meningkatkan karir peneliti.

 

2.  Manfaat penelitian bagi ilmuwan sebagai berikut.

a)    menambah Khazanah ilmu pengetahuan.

b)    Menjadi referensi penelitian yang relevan bagi ilmuwan lainnya.

 

3.  Manfaat penelitian bagi pemerintah sebagai berikut.

a)    Memberikan pertimbangan dalam mengambil kebijakan.

b)    Memberikan solusi dalam memecahkan masalah sosial di masyarakat.

 

B.   sosiolog sebagai konsultan kebijakan

 

Melalui ilmu dan hasil penelitiannya seorang sosiolog mampu memberikan penjelasan atas berbagai realitas sosial dalam masyarakat.  dengan demikian, sosiolog dapat menjadi sumber informasi terpercaya.  Sosiologi dapat memberikan saran atas pengambilan kebijakan sosial bagi pemerintah ataupun pihak-pihak yang membutuhkan saran dalam perencanaan sosial.

 

C.   sosiolog sebagai pendidik profesional

 

Melalui pendidikan yang dimilikinya, sosiolog dapat mendorong masyarakat berpikir kritis melalui pengajaran dan pendidikan misalnya melalui profesi guru dan dosen.

Sosiologi ini telah dipelajari peserta didik sejak Sekolah Menengah Pertama hingga tingkat perguruan tinggi.  Melalui tenaga pendidik yang profesional, sosiolog berperan Memberikan pengetahuan kepada peserta didik mengenai hubungan sosial dalam masyarakat.  Pengetahuan tersebut diharapkan menjadi bekal bagi peserta didik untuk siap terjun dalam kehidupan sosial masyarakat.

 

D.  sosiolog sebagai teknisi

            Teknisi merupakan orang-orang yang memberikan metode atau cara dalam bidang pekerjaan tertentu.  para teknisi sering dilibatkan dalam proses suatu bidang tertentu.  Teknisi biasanya dilibatkan dalam perencanaan pada suatu mekanisme kerja dalam pengertian ini teknisi tidak hanya dalam 1 pengertian ahli di bidang permesinan tetapi merupakan orang-orang yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu yang sering diminta Ikut andil dalam suatu perencanaan pekerjaan.  Sebagai ilmu yang mempelajari perilaku masyarakat, perubahan sosial struktur sosial dan lembaga sosial sosiologi sering dimanfaatkan oleh pihak tertentu Sebagai contoh untuk perencanaan pembangunan ataupun perencanaan pendirian suatu perusahaan.

 

 

INDIVIDU KELOMPOK DAN HUBUNGAN SOSIAL

 

 A. Pembentukan identitas individu dan kelompok

Masyarakat terdiri atas individu dan kelompok. Kelompok-kelompok dalam masyarakat sengaja dibentuk oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kelompok tersebut terjadi proses sosialisasi. menurut Agung Tri Haryanto dan Eko Sujatmiko sosialisasi adalah proses individu belajar menghayati dan melaksanakan sistem nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat menurut Bruce J Cohen sosialisasi ialah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat, membentuk kepribadian, Dan membangun kapasitas diri agar berfungsi baik sebagai individu maupun anggota kelompok. Dalam proses belajar tersebut terjalin hubungan sosial antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat titik Dengan demikian, identitas individu dan kelompok akan terbentuk melalui sosialisasi.

 

1.     PEMBENTUKAN IDENTITAS INDIVIDU

Setiap manusia memiliki kepribadian yang unik dan berbeda titik kepribadian tersebut menjadi identitas dan karakter yang melekat dalam diri individu menurut berger identitas merupakan cara berpikir tentang diri sendiri sebagai individu titik identitas membentuk sesuatu yang kita pikirkan tentang diri kita saat ini, sesuatu yang diinginkan, dan harapan untuk masa depan.

Pembentukan kepribadian sebagai identitas diri diperoleh melalui proses sosialisasi. Sosialisasi pertama diperoleh seseorang individu dari keluarga. Selanjutnya, sosialisasi diperoleh melalui lingkungan sekitar sekolah masyarakat dan lingkungan kerja melalui sosialisasi, individu juga dapat mengenal identitas terkait peran dan status nya dalam kehidupan sosial.

 

a.     Faktor pembentuk kepribadian dan identitas individu

 

1.     Faktor biologis

Faktor biologis dapat mempengaruhi perilaku kompulsif pengendalian diri, komunikasi, dan minat seseorang. Faktor biologis berkaitan pula dengan keturunan/warisan biologis. Warisan biologis menunjukkan adanya perbedaan intelegensi dan kematangan biologis. Warisan biologis membawa pengaruh pada kepribadian seseorang misalnya orang yang memiliki kekurangan fisik biasanya merasa rendah diri jika berhadapan dengan orang yang mereka anggap lebih sempurna.

Perbedaan kondisi fisik antar individu juga mempengaruhi proses pembentukan kepribadian titik kondisi tersebut terjadi karena individu dihadapkan pada penilaian masyarakat terhadap kondisi fisik mereka titik contoh adanya perilaku negatif terhadap orang-orang yang secara fisik memiliki kekurangan. Orang-orang yang memiliki kekurangan fisik Terkadang juga mengalami diskriminasi, misalnya sulit mendapatkan pekerjaan di suatu instansi atau lembaga. Instansi atau lembaga cenderung menerima pegawai dengan kriteria tidak cacat fisik. Dengan demikian, kekurangan fisik secara langsung dapat mempengaruhi mental seseorang.

 

2.     Faktor kelompok

Kehidupan manusia dipengaruhi oleh kelompoknya. Jika individu bergabung dalam kelompok tertentu, berarti individu mulai percaya pada lingkungan kelompok tersebut untuk memberikan pengaruh positif atau negatif dalam dirinya. Setiap kelompok mewariskan pengalaman khas kepada anggotanya. Pengalaman anggota kelompok juga diperoleh melalui interaksi dengan kelompok lain.

Perkembangan kepribadian atas dasar pengaruh kelompok dibedakan menjadi dua bentuk:

 

a)     Kelompok acuan

Kelompok acuan merupakan kelompok yang menjadi referensi bagi individu untuk mempertimbangkan semua bentuk perbuatan yang akan dilakukan.  kelompok acuan pada awalnya berasal dari keluarga titik Dalam perkembangannya kelompok acuan dapat berasal dari berbagai sumber misalnya teman sepermainan, media massa, dan lingkungan kerja. Kelompok acuan dapat mempengaruhi kepercayaan individu sehingga berdampak bagi kelangsungan hidup individu di lingkungan masyarakat.

 

b)     Kelompok majemuk

Kelompok majemuk menunjukkan adanya keragaman masyarakat titik perbedaan tujuan, kepentingan, dan latar belakang mendorong setiap individu cenderung hidup dengan membentuk  Kelompok-kelompok sosial. Keberadaan kelompok kelompok sosial dalam masyarakat akan mempengaruhi proses pembentukan kepribadian titik oleh karena itu setiap individu hendaknya bersikap selektif ketika akan bergabung dalam kelompok sosial tertentu.

 

3. Faktor geografis

            Faktor geografis atau alam dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan seseorang harus menyesuaikan diri terhadap kondisi alam titik penyesuaian diri terhadap pola perilaku masyarakat dan kebudayaannya pun dipengaruhi oleh alam. Contoh, masyarakat yang hidup di daerah empat musim cenderung memiliki etos kerja tinggi terutama pada saat musim panas karena mereka harus mempersiapkan diri sebaik mungkin saat menghadapi musim dingin.

 

4.  Faktor kebudayaan

            Kebudayaan merupakan pengetahuan yang diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pengetahuan tersebut berkaitan dengan nilai dan norma sosial. Selanjutnya, kebudayaan berkembang menjadi cara/jalan hidup masyarakat. Budaya tersebut dapat diamati melalui adat/kebiasaan masyarakat, mata pencaharian hasil kesenian, ilmu pengetahuan, dan bahasa masyarakat. oleh karena itu, budaya dapat berkembang menjadi identitas individu karena dipelajari dan diterapkan melalui proses belajar di lingkungan sosial.

 

5.  Faktor pengalaman

            Setiap orang mempunyai kepribadian berbeda dengan orang lain Meskipun orang itu berasal dari keluarga yang sama, dibesarkan dalam kebudayaan yang sama serta mempunyai lingkungan fisik yang sama. Oleh karena itu, pengalaman memiliki pengaruh besar untuk membentuk kepribadian individu titik menurut Paul B Horton pengalaman tidak sekedar bertambah, tetapi menyatu dengan kepribadian individu titik seseorang merasa nyaman dan pengalaman akan mengenang atau mengembangkannya secara lebih lanjut.

 

B.   Teori pembentukan kepribadian

            Dalam ilmu sosiologi, teori pembentukan kepribadian dapat dijelaskan melalui pemikiran George Herbert mead mengenai teori peran dan Charles Horton cooley melalui teori Cermin Diri titik adapun teori pembentukan kepribadian menurut kedua tokoh tersebut dapat kamus melalui penjelasan berikut.

 

1)     Teori peran

            George Herbert mead merupakan tokoh yang memperkenalkan role theory ( teori mengenai peran).   Menurut George Herbert mead, tahapan sosialisasi yang dilakukan oleh manusia melalui peran-peran yang harus dijalankan titik adapun tahapan sosialisasi yang dilakukan manusia hingga terbentuk kepribadian sebagai berikut.

a)     Tahap persiapan/preparatory stage

Tahap persiapan dialami individu sejak lahir ke dunia titik tahap persiapan merupakan tahap pemahaman tentang diri sendiri titik pada tahap ini anak mulai melakukan tindakan meniru dari proses sosialisasi secara perlahan. Meskipun belum berhasil secara sempurna, lama-kelamaan anak akan dapat memahami maksud yang disampaikan.  misalnya, saat ibu mengajari anak menggenggam jari ibu atau pada saat ibu mengajari anak memanggil "ibu Tanda kutip, tetapi anak hanya mampu mengucapkan "Bu". Meskipun ucapan anak masih salah anak dapat memahami maksud setelah diulang-ulang melalui proses sosialisasi.

b)     Tahap meniru/play stage

 Pada tahap ini anak mulai meniru perilaku orang dewasa anak mulai mengenal lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar. Pada tahap ini anak sudah mampu menyebutkan nama, nama orang tuanya, keberadaannya, dan mengenal lingkungan masyarakat sekitar. Anak mulai menyadari bahwa lingkungan menuntut dirinya agar memahami nilai dan norma seperti yang diajarkan orangtuanya.

c)     Tahap siap bertindak/game stage

 Pada tahap ini anak mulai meninggalkan imitasi titik anak mulai berinteraksi dengan teman sebaya untuk saling bersosialisasi titik pada tahap ini anak sudah mencapai proses sosialisasi ekualitas meskipun dilakukan secara tidak sadar titik anak juga sudah mampu membentuk peraturan-peraturan yang dibuat untuk mencapai keteraturan sistem dalam interaksi dengan teman sebaya melalui permainan titik dengan kemampuan tersebut, Anak mulai memahami norma yang berlaku di luar lingkungan keluarganya.

 

 

d)     Tahap penerimaan norma kolektif/generalized stage

 Pada tahap ini anak sudah mencapai proses pendewasaan titik anak mampu memahami peran yang seharusnya dilakukan dalam masyarakat titik secara sadar individu memahami arti penting suatu peraturan yang dibentuk oleh masyarakat. individu juga Mulai menjalin hubungan sosial yang lebih kompleks dan intim dengan individu lainnya

 

2)  teori Cermin Diri

Charles Horton cooley mengemukakan teori cermin diri/looking glass self. Teori Cermin Diri Menjelaskan peran penting interaksi dalam pembentukan kepribadian.  artinya, pembentukan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh persepsi yang dikemukakan orang lain.  pandangan orang lain yang melekat kepada diri seseorang akan mempengaruhinya dalam bersikap dan berperilaku.  Misalnya, seseorang yang bergaul dengan kelompok geng motor sering dipandang orang lain sebagai anak nakal titik pandangan tersebut mendorongnya berperilaku sesuai cara pandang orang lain.

 menurut  Charles Horton cooley, proses pengembangan kepribadian individu terjadi melalui tiga tahap berikut.

a)     Seseorang membayangkan pandangan orang lain terhadap dirinya.

b)     Seseorang membayangkan cara orang lain menilai penampilan dan kepribadian yang ditampilkan nya.

c)     Seseorang melakukan penilaian dan mengambil keputusan atas perasaan serta penilaian orang lain terhadapnya.

 

 

2.  PEMBENTUKAN IDENTITAS KELOMPOK

            Keberadaan kelompok sosial tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial dalam masyarakat. menurut Paul B Horton dan Chester l Hunt Kelompok merupakan kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Salah satu ikatan yang membentuk kelompok adalah identitas kolektif yang disepakati menjadi penanda suatu kelompok. Identitas kolektif tersebut karena adanya kesamaan antar anggota kelompok, seperti kesamaan pemikiran, kepentingan, tujuan, ciri fisik, dan keturunan. Berdasarkan identitas kolektif tersebut sebuah kelompok sosial dapat dikenali oleh kelompok lain dan masyarakat luas.

            Dalam pembentukan identitas kelompok terdapat proses pembentukan yang didasari oleh identitas sosial anggotanya. Menurut shuffle dan turner,  proses pembentukan identitas sosial anggota kelompok terjadi melalui tiga tahapan yaitu kategorisasi, identifikasi, Dan perbandingan sosial. Untuk mengetahui maksud lebih dalam tentang tahapan tersebut simak pembahasannya berikut ini.

a.     Kategorisasi/categorization

 Pada tahap kategorisasi, individu  mengenali dan mengelompokkan identitas identitas berdasarkan kategori sosial  seperti etnik, ras, religi, pekerjaan, dan status sosial. Kategori kategori sosial tersebut akan memberikan pemahaman mengenai latar belakang setiap anggota kelompok.

b.     Identifikasi/identification

 Pada tahap identifikasi individu mulai mengidentifikasikan dirinya sebagai anggota suatu kelompok. Dalam tahap identifikasi, Individu memiliki 2 posisi titik pertama, individu dibangun berdasarkan keanggotaan dalam suatu kelompok/social Identity. kedua, individu memandang dirinya sebagai individu yang unik/personality Identity.

c.     Perbandingan sosial

 Pada tahap perbandingan sosial, Individu membuat perbandingan antara dirinya dan anggota lain dalam rangka mengevaluasi dirinya. Individu dapat mengetahui identitas dirinya dengan melakukan perbandingan sosial.

 melalui tahapan tersebut dapat disimpulkan bahwa identitas sosial kelompok merupakan ciri khas dari sebuah kelompok yang dibentuk melalui beberapa tahap. Dengan demikian, identitas sosial sebuah kelompok terbentuk melalui sebuah perilaku yang membedakan kelompok tersebut dengan kelompok lain.

 Setiap kelompok memiliki tujuan yang ingin dicapainya. tujuan dibentuknya kelompok sosial antara lain memudahkan suatu pekerjaan memenuhi kebutuhan hidup individu baik kebutuhan fisik maupun nonfisik Melembagakan norma dan nilai sosial serta membangun keseragaman antara sikap dan perilaku. dengan adanya tujuan tersebut kelompok sosial memiliki identitas yang berbeda dengan kelompok lain misalnya keluarga memiliki identitas yaitu menunjukkan hubungan antar anggota yang lebih intim dari anggota kelompok peserta didik atau karyawan perusahaan yang lebih bersifat formal.

PERMASALAHAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT

 

 

  A. Terjadinya permasalahan sosial

            Setiap individu memiliki permasalahan dalam kehidupannya sehari-hari. Permasalahan hidup yang dihadapi individu dapat digunakan sebagai sarana membentuk pribadi yang lebih baik. Begitu pula masalah yang terjadi dalam masyarakat. Permasalahan yang dialami masyarakat disebut permasalahan sosial. Salah satu faktor penyebab terjadinya permasalahan sosial adalah adanya suatu sistem yang buruk dan harus segera diperbaiki. Dampak permasalahan sosial tersebut mungkin juga Anda rasakan karena anda merupakan bagian dari masyarakat.

 

1.      Pengertian permasalahan sosial

 Berikut Beberapa definisi permasalahan sosial menurut para ahli.

a.    Menurut Kartini Kartono dalam bukunya yang berjudul patologi sosial, Permasalahan sosial merupakan semua bentuk tingkah laku yang melanggar adat istiadat masyarakat. permasalahan sosial dapat terjadi karena sebagian besar masyarakat menganggap adanya situasi yang bersifat mengganggu, tidak dikehendaki, berbahaya, Dan merugikan banyak orang.

b.    Menurut St. vembriarto,  Permasalahan sosial adalah suatu proses dalam masyarakat dilihat dari sudut pandang yang tidak diinginkan.

c.    Menurut Soerjono Soekanto,  Permasalahan sosial merupakan permasalahan yang berhubungan dengan nilai moral masyarakat dan lembaga sosial masyarakat. Permasalahan sosial perlu memperhatikan ukuran-ukuran masyarakat tentang hal yang dianggap baik dan buruk.

d.    Menurut roucek dan Warren, permasalahan sosial merupakan masalah yang timbul oleh masyarakat itu sendiri dan melibatkan sejumlah besar manusia dalam pemenuhan kehendak biologi serta sosialnya.

e.    Menurut Kamus Sosiologi yang ditulis Agung Tri Haryanto dan Eko Sujatmiko, permasalahan sosial merupakan ketidak sesuaian antara unsur-unsur Kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan/menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok dari anggota kelompok sosial sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial.

 

            Permasalahan sosial merupakan hasil proses perkembangan masyarakat. dengan demikian, Terjadinya permasalahan sosial dalam masyarakat merupakan sesuatu yang wajar. Permasalahan sosial merupakan ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat yang membahayakan kehidupan sosial. Permasalahan sosial dapat mempercepat perubahan sosial dalam masyarakat. Permasalahan sosial mendorong masyarakat berupaya mengatasi perubahan sosial sehingga tercipta kehidupan sosial yang lebih baik.

 

2.  Latar belakang munculnya permasalahan sosial

            Terdapat berbagai permasalahan sosial dalam masyarakat. Kondisi tersebut terjadi karena Perbedaan latar belakang permasalahan sosial tersebut. oleh karena itu, Dalam memahami permasalahan sosial perlu mengenal latar belakang terjadinya permasalahan sosial dalam masyarakat. Permasalahan sosial dapat disebabkan oleh beberapa kondisi berikut.

a.     Adanya penyimpangan sosial di lingkungan masyarakat.

b.     Adanya pengangguran atau pembatasan sumber daya alam.

c.     Bertambah atau berkurangnya penduduk.

d.     Adanya ketimpangan dalam proses pembentukan kebijakan

 

Secara umum, permasalahan sosial terjadi karena adanya ketimpangan antara harapan dan kenyataan sebagai akibat interaksi sosial dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, permasalahan sosial dapat timbul dari kekurangan dalam diri manusia ataupun kelompok Karena faktor-faktor berikut.

a.    Faktor ekonomi berkaitan dengan pendapatan, kekayaan, dan upaya pemenuhan kebutuhan hidup. faktor ekonomi juga berhubungan dengan upaya pemenuhan kebutuhan seperti sandang pangan, dan papan.

b.    Faktor biologis,  Disebabkan oleh gangguan fisik seperti penyakit dan gangguan kesehatan. Sebagai contoh, munculnya wabah penyakit menular dapat mendorong permasalahan sosial dalam bidang kesehatan.

c.    Faktor psikologis berkaitan dengan cara berpikir, kemauan, emosi, dan perilaku. Gangguan psikologi menunjukkan keadaan keadaan yang tidak normal. Gangguan tersebut dibagi menjadi dua yaitu gangguan saraf dan gangguan jiwa. ketidaknormalan tersebut terlihat dari berbagai gejala antara lain munculnya rasa tegang, putus asa, murung,  gelisah,cemas, histeris, ketakutan, dan pikiran-pikiran negatif lainnya.  Orang yang memiliki gangguan kejiwaan dapat melakukan tindakan merugikan orang lain tanpa disadarinya. Sebagai contoh orang gila membuat kerusuhan di pasar tradisional sehingga mengganggu aktivitas masyarakat sekitar.

d.    Faktor kebudayaan berhubungan dengan nilai dan norma masyarakat seperti adat istiadat dan kebiasaan. Setiap masyarakat memiliki latar belakang budaya yang berbeda. oleh karena itu,  Penanaman nilai budaya menyimpang dan perbedaan kebudayaan dapat menyebabkan permasalahan sosial. Sebagai contoh budaya malas dapat menyebabkan masyarakat enggan melakukan perubahan dan perbedaan budaya dapat menyebabkan konflik dalam masyarakat.

 

3.  Permasalahan sosial dari sudut pandang Sosiologi

            Salah satu kegunaan ilmu sosiologi adalah memecahkan permasalahan sosial. Untuk menentukan suatu hal termasuk permasalahan sosial sosiologi membutuhkan beberapa kriteria atau ukuran tertentu. menurut Robert k Merton dan Robert a nisbet, Suatu masalah termasuk permasalahan sosial jika memenuhi kriteria berikut.

a.     Sumber-sumber permasalahan sosial

Permasalahan sosial dapat disebabkan oleh interaksi dinamika, Dan perubahan sosial dalam masyarakat titik contoh permasalahan pengangguran. Menurut BPS tahun 2016 jumlah tenaga kerja Indonesia mencapai 127,8 juta jiwa. Dari keseluruhan jumlah tenaga kerja tersebut jumlah pengangguran sekira 7 juta jiwa. Pengangguran menjadi salah satu permasalahan sosial dalam masyarakat. pengangguran dapat terjadi karena banyaknya populasi penduduk, terbatasnya kesempatan kerja, Dan rendahnya tingkat pendidikan.  Masalah pengangguran dapat diselesaikan apabila faktor-faktor penyebab pengangguran dapat diatasi seperti menekan laju pertumbuhan penduduk. untuk mencegah laju pertumbuhan penduduk yang sangat cepat pemerintah menetapkan kebijakan seperti program Keluarga Berencana (KB).  Kebijakan pembangunan dalam bidang kependudukan ini akan berhasil jika disertai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.  Apabila tidak diimbangi upaya peningkatan kesejahteraan pengangguran semakin meningkat.

            Selain campur tangan manusia permasalahan sosial dapat terjadi karena faktor alam misalnya bencana alam. bencana alam seperti gempa, Tsunami, dan banjir bukan merupakan permasalahan sosial akan tetapi dampak yang ditimbulkan bencana tersebut menjadi permasalahan sosial.  Sebagai contoh banjir bandang menyebabkan rusaknya rumah warga timbulnya penyakit hilangnya harta benda dan jatuhnya korban jiwa. Ilmu sosiologi tidak mengkaji tentang terjadinya bencana alam akan tetapi mengkaji dampak bencana alam bencana alam tersebut menjadi sumber permasalahan sosial karena berdampak luas bagi masyarakat.

 

b.     Kriteria utama permasalahan sosial

Permasalahan sosial terjadi karena adanya ketidak sesuaian antara nilai-nilai sosial dengan kenyataan dan tindakan sosial dalam masyarakat. Artinya terdapat perbedaan antara anggapan masyarakat tentang sesuatu yang seharusnya terjadi dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai macam permasalahan sosial bergantung pada nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Nilai dan norma sosial berfungsi sebagai pedoman atau patokan untuk menentukan suatu yang benar dan salah. dengan demikian latar belakang kebudayaan/nilai norma masyarakat yang berbeda mendorong munculnya permasalahan sosial yang berbeda pula.

 Masyarakat memiliki kriteria tertentu dalam menentukan suatu permasalahan sosial. Kriteria tersebut dilatarbelakangi oleh nilai dan norma dalam masyarakat misalnya masalah tradisi mudik masyarakat Indonesia menjelang hari raya idulfitri. mudik dianggap tradisi penting bagi sebagian masyarakat Indonesia. Masyarakat yang merayakan hari raya Idul Fitri kembali ke pulang ke kampung halaman masing-masing untuk merayakan hari raya bersama keluarga.  tradisi mudik dapat menjadi permasalahan sosial karena melibatkan Sebagian besar masyarakat dan memerlukan perhatian pemerintah dalam mengantisipasi fenomena tersebut.  Sementara itu di negara-negara lain mudik tidak termasuk permasalahan sosial karena adanya perbedaan tradisi.

 

c.     Pihak yang menetapkan permasalahan sosial

            Permasalahan sosial dapat ditentukan oleh beberapa pihak yang memiliki kekuasaan dan wewenang untuk membuat serta Menentukan kebijakan sosial. pihak-pihak tersebut yaitu pemerintah (presiden), tokoh masyarakat, dan pemuka agama.  Oleh karena itu setiap anggota masyarakat tidak dapat menetapkan permasalahan sosial secara mandiri. Upaya menetapkan permasalahan sosial dilakukan oleh peneliti lapangan untuk mengetahui kenyataan kenyataan dalam masyarakat. Sikap masyarakat itulah yang dapat menentukan bahwa suatu gejala sosial dapat menjadi permasalahan sosial atau tidak.

 

 

d.     Manifest social problem dan latent social problem

            Manifest social problem merupakan permasalahan sosial yang timbul sebagai akibat ketidak sesuaian Antara tindakan dan nilai serta norma sosial dalam masyarakat. Permasalahan sosial ini tampak nyata dan dampaknya dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Contoh manifest social problem adalah kemacetan. kemacetan biasanya terjadi pada kehidupan sosial masyarakat perkotaan.  banyaknya pengguna kendaraan pribadi yang tidak diimbangi peningkatan pembangunan infrastruktur yang memadai dapat memperparah kemacetan.

 Latent social problem menyangkut hal-hal nyata yang berlawanan dengan nilai-nilai masyarakat, Tetapi tidak disadari atau diakui oleh masyarakat. Contoh latihan social problem yaitu polusi udara dan pemanasan global. Polusi udara dan pemanasan global merupakan dampak lanjutan dari terjadinya kemacetan di perkotaan. permasalahan polusi udara dan pemanasan global tidak dapat dirasakan secara langsung tetapi masalah tersebut nyata dan dapat menyebabkan kerugian bagi kehidupan manusia.

 

e.     Perhatian masyarakat terhadap permasalahan sosial

            Tidak semua permasalahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dikategorikan permasalahan sosial. Suatu masalah yang belum tentu merupakan permasalahan sosial dapat berubah menjadi permasalahan sosial. Semakin banyak masyarakat berikan tanggapan terhadap suatu permasalahan, semakin besar pula potensi suatu masalah dianggap permasalahan sosial misalnya masalah kecelakaan, pencurian dan perkelahian. Permasalahan tersebut pada awalnya merupakan masalah biasa dan tidak merugikan orang banyak. Akan tetapi masalah tersebut berkembang menjadi permasalahan sosial karena dipengaruhi oleh faktor perilaku menyimpang, sorotan media, dan antusiasme masyarakat.

            Media massa digunakan sebagai sarana penyampaian informasi yang efektif. Berbagai fenomena diberitakan melalui media massa untuk dikonsumsi masyarakat.  Semakin sering media massa memberitakan suatu permasalahan maka permasalahan tersebut semakin mendapat banyak perhatian masyarakat. Media massa sering menyoroti dan memberitakan penyimpangan sosial seperti aksi kekerasan dan pornografi. Berita tentang aksi kekerasan dan pornografi tersebut dapat merebut perhatian masyarakat sekaligus menjadi permasalahan sosial.

 

4.   Partikularisme kelompok dan Dilema pembentukan kepentingan publik

            Setiap manusia memiliki dua Kepentingan yang tidak dapat dipisahkan yaitu kepentingan individu/kelompok dan kepentingan bersama. sebagai makhluk sosial artinya kita lebih mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi. Kepentingan publik berpengaruh terhadap penerapan kebijakan publik yang diambil oleh pemerintah titik pada kenyataannya kebijakan publik diterapkan oleh pemerintah tidak selalu berjalan sesuai harapan dan kenyataan dalam masyarakat. Terlebih jika berbenturan dengan kepentingan kelompok tertentu.  benturan tersebut dapat menyebabkan permasalahan sosial.

            Masalah yang digolongkan sebagai permasalahan sosial oleh suatu kelompok belum tentu dianggap sebagai sebuah permasalahan sosial oleh publik. Sebaliknya masalah yang digolongkan sebagai permasalahan sosial oleh publik belum tentu dianggap sebagai permasalahan sosial oleh suatu kelompok. Dengan demikian terjadi Dilema pembentukan kepentingan kelompok dan kepentingan publik.

            Perbedaan antara kepentingan individu/kelompok dan kepentingan publik berpotensi menimbulkan konflik apabila suatu kelompok menganut partikularisme. Untuk menghindari terjadinya konflik diperlukan suatu tatanan norma yang harus dipahami oleh semua anggota masyarakat. Upaya ini dilakukan agar tercipta keseimbangan antara kepentingan individu/kelompok dan kepentingan publik.

            Edward T. Hall  Menjelaskan bahwa kelompok partikularisme lebih mengutamakan kepentingan kelompok dari sendiri golongan diatas kepentingan bersama. partikularisme kelompok dapat terjadi karena adanya kesamaan asal daerah, Suku, agama, dan ras.  Oleh karena itu partikularisme menyebabkan munculnya sikap egois dan cenderung tertutup dengan kebudayaan lain. Partikularisme juga dapat menimbulkan sikap primordialisme dan etnosentrisme. Untuk menghindari dampak negatif tersebut masyarakat perlu menanamkan Sikap saling menghormati dan bekerjasama.



Sumber : Buku Sosiologi Perminatan Ilmu-ilmu Sosial oleh Farida Rahmawati dan Fitria Wijayanti

BENTUK HUBUNGAN SOSIAL INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM MASYARAKAT

  Hubungan sosial merupakan fenomena sosial yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan sosial dalam masyarakat heterogen cend...