A. Pembentukan identitas individu dan kelompok
Masyarakat terdiri atas individu dan kelompok. Kelompok-kelompok dalam masyarakat sengaja dibentuk oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kelompok tersebut terjadi proses sosialisasi. menurut Agung Tri Haryanto dan Eko Sujatmiko sosialisasi adalah proses individu belajar menghayati dan melaksanakan sistem nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat menurut Bruce J Cohen sosialisasi ialah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat, membentuk kepribadian, Dan membangun kapasitas diri agar berfungsi baik sebagai individu maupun anggota kelompok. Dalam proses belajar tersebut terjalin hubungan sosial antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat titik Dengan demikian, identitas individu dan kelompok akan terbentuk melalui sosialisasi.
1.
PEMBENTUKAN IDENTITAS INDIVIDU
Setiap manusia memiliki kepribadian yang unik dan berbeda titik kepribadian tersebut menjadi identitas dan karakter yang melekat dalam diri individu menurut berger identitas merupakan cara berpikir tentang diri sendiri sebagai individu titik identitas membentuk sesuatu yang kita pikirkan tentang diri kita saat ini, sesuatu yang diinginkan, dan harapan untuk masa depan.
Pembentukan kepribadian sebagai identitas diri diperoleh melalui proses sosialisasi. Sosialisasi pertama diperoleh seseorang individu dari keluarga. Selanjutnya, sosialisasi diperoleh melalui lingkungan sekitar sekolah masyarakat dan lingkungan kerja melalui sosialisasi, individu juga dapat mengenal identitas terkait peran dan status nya dalam kehidupan sosial.
a.
Faktor pembentuk kepribadian dan identitas
individu
1.
Faktor biologis
Faktor biologis dapat mempengaruhi perilaku kompulsif pengendalian diri, komunikasi, dan minat seseorang. Faktor biologis berkaitan pula dengan keturunan/warisan biologis. Warisan biologis menunjukkan adanya perbedaan intelegensi dan kematangan biologis. Warisan biologis membawa pengaruh pada kepribadian seseorang misalnya orang yang memiliki kekurangan fisik biasanya merasa rendah diri jika berhadapan dengan orang yang mereka anggap lebih sempurna.
Perbedaan kondisi fisik antar individu juga mempengaruhi proses pembentukan kepribadian titik kondisi tersebut terjadi karena individu dihadapkan pada penilaian masyarakat terhadap kondisi fisik mereka titik contoh adanya perilaku negatif terhadap orang-orang yang secara fisik memiliki kekurangan. Orang-orang yang memiliki kekurangan fisik Terkadang juga mengalami diskriminasi, misalnya sulit mendapatkan pekerjaan di suatu instansi atau lembaga. Instansi atau lembaga cenderung menerima pegawai dengan kriteria tidak cacat fisik. Dengan demikian, kekurangan fisik secara langsung dapat mempengaruhi mental seseorang.
2.
Faktor kelompok
Kehidupan manusia dipengaruhi oleh kelompoknya. Jika individu bergabung dalam kelompok tertentu, berarti individu mulai percaya pada lingkungan kelompok tersebut untuk memberikan pengaruh positif atau negatif dalam dirinya. Setiap kelompok mewariskan pengalaman khas kepada anggotanya. Pengalaman anggota kelompok juga diperoleh melalui interaksi dengan kelompok lain.
Perkembangan kepribadian atas dasar pengaruh kelompok dibedakan menjadi dua bentuk:
a)
Kelompok acuan
Kelompok acuan merupakan kelompok yang menjadi referensi bagi individu untuk mempertimbangkan semua bentuk perbuatan yang akan dilakukan. kelompok acuan pada awalnya berasal dari keluarga titik Dalam perkembangannya kelompok acuan dapat berasal dari berbagai sumber misalnya teman sepermainan, media massa, dan lingkungan kerja. Kelompok acuan dapat mempengaruhi kepercayaan individu sehingga berdampak bagi kelangsungan hidup individu di lingkungan masyarakat.
b)
Kelompok majemuk
Kelompok majemuk menunjukkan adanya keragaman masyarakat titik perbedaan tujuan, kepentingan, dan latar belakang mendorong setiap individu cenderung hidup dengan membentuk Kelompok-kelompok sosial. Keberadaan kelompok kelompok sosial dalam masyarakat akan mempengaruhi proses pembentukan kepribadian titik oleh karena itu setiap individu hendaknya bersikap selektif ketika akan bergabung dalam kelompok sosial tertentu.
3.
Faktor geografis
Faktor geografis atau alam dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan seseorang harus menyesuaikan diri terhadap kondisi alam titik penyesuaian diri terhadap pola perilaku masyarakat dan kebudayaannya pun dipengaruhi oleh alam. Contoh, masyarakat yang hidup di daerah empat musim cenderung memiliki etos kerja tinggi terutama pada saat musim panas karena mereka harus mempersiapkan diri sebaik mungkin saat menghadapi musim dingin.
4. Faktor kebudayaan
Kebudayaan merupakan pengetahuan yang diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pengetahuan tersebut berkaitan dengan nilai dan norma sosial. Selanjutnya, kebudayaan berkembang menjadi cara/jalan hidup masyarakat. Budaya tersebut dapat diamati melalui adat/kebiasaan masyarakat, mata pencaharian hasil kesenian, ilmu pengetahuan, dan bahasa masyarakat. oleh karena itu, budaya dapat berkembang menjadi identitas individu karena dipelajari dan diterapkan melalui proses belajar di lingkungan sosial.
5. Faktor pengalaman
Setiap orang mempunyai kepribadian berbeda dengan orang lain Meskipun orang itu berasal dari keluarga yang sama, dibesarkan dalam kebudayaan yang sama serta mempunyai lingkungan fisik yang sama. Oleh karena itu, pengalaman memiliki pengaruh besar untuk membentuk kepribadian individu titik menurut Paul B Horton pengalaman tidak sekedar bertambah, tetapi menyatu dengan kepribadian individu titik seseorang merasa nyaman dan pengalaman akan mengenang atau mengembangkannya secara lebih lanjut.
B. Teori pembentukan kepribadian
Dalam ilmu sosiologi, teori pembentukan kepribadian dapat dijelaskan melalui pemikiran George Herbert mead mengenai teori peran dan Charles Horton cooley melalui teori Cermin Diri titik adapun teori pembentukan kepribadian menurut kedua tokoh tersebut dapat kamus melalui penjelasan berikut.
1)
Teori peran
George Herbert mead merupakan tokoh yang memperkenalkan role theory ( teori mengenai peran). Menurut George Herbert mead, tahapan sosialisasi yang dilakukan oleh manusia melalui peran-peran yang harus dijalankan titik adapun tahapan sosialisasi yang dilakukan manusia hingga terbentuk kepribadian sebagai berikut.
a)
Tahap persiapan/preparatory stage
Tahap persiapan dialami individu sejak lahir ke dunia titik tahap persiapan merupakan tahap pemahaman tentang diri sendiri titik pada tahap ini anak mulai melakukan tindakan meniru dari proses sosialisasi secara perlahan. Meskipun belum berhasil secara sempurna, lama-kelamaan anak akan dapat memahami maksud yang disampaikan. misalnya, saat ibu mengajari anak menggenggam jari ibu atau pada saat ibu mengajari anak memanggil "ibu Tanda kutip, tetapi anak hanya mampu mengucapkan "Bu". Meskipun ucapan anak masih salah anak dapat memahami maksud setelah diulang-ulang melalui proses sosialisasi.
b)
Tahap meniru/play stage
Pada tahap ini anak mulai meniru perilaku orang dewasa anak mulai mengenal lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar. Pada tahap ini anak sudah mampu menyebutkan nama, nama orang tuanya, keberadaannya, dan mengenal lingkungan masyarakat sekitar. Anak mulai menyadari bahwa lingkungan menuntut dirinya agar memahami nilai dan norma seperti yang diajarkan orangtuanya.
c)
Tahap siap bertindak/game stage
Pada tahap ini anak mulai meninggalkan imitasi titik anak mulai berinteraksi dengan teman sebaya untuk saling bersosialisasi titik pada tahap ini anak sudah mencapai proses sosialisasi ekualitas meskipun dilakukan secara tidak sadar titik anak juga sudah mampu membentuk peraturan-peraturan yang dibuat untuk mencapai keteraturan sistem dalam interaksi dengan teman sebaya melalui permainan titik dengan kemampuan tersebut, Anak mulai memahami norma yang berlaku di luar lingkungan keluarganya.
d)
Tahap penerimaan norma kolektif/generalized
stage
Pada tahap ini anak sudah mencapai proses pendewasaan titik anak mampu memahami peran yang seharusnya dilakukan dalam masyarakat titik secara sadar individu memahami arti penting suatu peraturan yang dibentuk oleh masyarakat. individu juga Mulai menjalin hubungan sosial yang lebih kompleks dan intim dengan individu lainnya
2) teori Cermin Diri
Charles Horton cooley mengemukakan teori cermin diri/looking glass self. Teori Cermin Diri Menjelaskan peran penting interaksi dalam pembentukan kepribadian. artinya, pembentukan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh persepsi yang dikemukakan orang lain. pandangan orang lain yang melekat kepada diri seseorang akan mempengaruhinya dalam bersikap dan berperilaku. Misalnya, seseorang yang bergaul dengan kelompok geng motor sering dipandang orang lain sebagai anak nakal titik pandangan tersebut mendorongnya berperilaku sesuai cara pandang orang lain.
menurut Charles Horton cooley, proses pengembangan kepribadian individu terjadi melalui tiga tahap berikut.
a) Seseorang membayangkan pandangan orang lain terhadap dirinya.
b) Seseorang membayangkan cara orang lain menilai penampilan dan kepribadian yang ditampilkan nya.
c) Seseorang melakukan penilaian dan mengambil keputusan atas perasaan serta penilaian orang lain terhadapnya.
2. PEMBENTUKAN IDENTITAS KELOMPOK
Keberadaan kelompok sosial tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial dalam masyarakat. menurut Paul B Horton dan Chester l Hunt Kelompok merupakan kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Salah satu ikatan yang membentuk kelompok adalah identitas kolektif yang disepakati menjadi penanda suatu kelompok. Identitas kolektif tersebut karena adanya kesamaan antar anggota kelompok, seperti kesamaan pemikiran, kepentingan, tujuan, ciri fisik, dan keturunan. Berdasarkan identitas kolektif tersebut sebuah kelompok sosial dapat dikenali oleh kelompok lain dan masyarakat luas.
Dalam pembentukan identitas kelompok terdapat proses pembentukan yang didasari oleh identitas sosial anggotanya. Menurut shuffle dan turner, proses pembentukan identitas sosial anggota kelompok terjadi melalui tiga tahapan yaitu kategorisasi, identifikasi, Dan perbandingan sosial. Untuk mengetahui maksud lebih dalam tentang tahapan tersebut simak pembahasannya berikut ini.
a. Kategorisasi/categorization
Pada tahap kategorisasi, individu mengenali dan mengelompokkan identitas identitas berdasarkan kategori sosial seperti etnik, ras, religi, pekerjaan, dan status sosial. Kategori kategori sosial tersebut akan memberikan pemahaman mengenai latar belakang setiap anggota kelompok.
b. Identifikasi/identification
Pada tahap identifikasi individu mulai mengidentifikasikan dirinya sebagai anggota suatu kelompok. Dalam tahap identifikasi, Individu memiliki 2 posisi titik pertama, individu dibangun berdasarkan keanggotaan dalam suatu kelompok/social Identity. kedua, individu memandang dirinya sebagai individu yang unik/personality Identity.
c. Perbandingan sosial
Pada tahap perbandingan sosial, Individu membuat perbandingan antara dirinya dan anggota lain dalam rangka mengevaluasi dirinya. Individu dapat mengetahui identitas dirinya dengan melakukan perbandingan sosial.
melalui tahapan tersebut dapat disimpulkan bahwa identitas sosial kelompok merupakan ciri khas dari sebuah kelompok yang dibentuk melalui beberapa tahap. Dengan demikian, identitas sosial sebuah kelompok terbentuk melalui sebuah perilaku yang membedakan kelompok tersebut dengan kelompok lain.
Setiap kelompok memiliki tujuan yang ingin dicapainya. tujuan dibentuknya kelompok sosial antara lain memudahkan suatu pekerjaan memenuhi kebutuhan hidup individu baik kebutuhan fisik maupun nonfisik Melembagakan norma dan nilai sosial serta membangun keseragaman antara sikap dan perilaku. dengan adanya tujuan tersebut kelompok sosial memiliki identitas yang berbeda dengan kelompok lain misalnya keluarga memiliki identitas yaitu menunjukkan hubungan antar anggota yang lebih intim dari anggota kelompok peserta didik atau karyawan perusahaan yang lebih bersifat formal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar