Kamis, 22 Februari 2018

PENELITIAN SOSIAL I


PENELITIAN SOSIAL
A.    PROSES BERPIKIR DAN PENELITIAN
Untuk mengembangkan pengetahuan manusia menggunakan nalar karena hal tersebut manusia bisa menemukan hal-hal baru, mengembangkan kebudayaan, memberikan makna pada kehidupan dan “memanusiakan” diri dalam hidupnya. Penelaran sendiri pada dasarnya adalah proses berfikir untuk memperoleh kesimpulan secara logis berdasarkan fakta yang relevan.
Ciri-ciri penalaran sebagai berikut :
1.      Logis, cara berfikir yang sesuai dengan logika. Dalam logika, berbagai hal dipertimbangkan secara objektif berdasarkan data dan analisis akal sehat.
2.      Analitis, cara berfikir yang bersifat analisis. Dalam berpikir analisis sesorang didorong untuk membuat keputusan yang lebih baik.
Tiga jenis penalaran dalam penelitian :
1.      Deduksi, proses penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum ke hal yang lebih khusus.
2.      Induksi, proses penarikan kesipulan dari hal yang bersifat khusus ke hal yang bersifat umum.
3.      Gabungan induksi dan deduksi, dalam penelitian banyak argumen yang dibangun dengan menggabungkan proses penalaran induksi dan deduksi secara berurutan. Kesimpulan yang dihasilkan dari penalaran induksi, dapat dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan berikutnya dengan metode deduksi.

B.     PENELITIAN
Penelitian menurut beberapa ahli berikut :
1.      Marzuki, penelitian adalah suatu usaha untuk mengumpulkan, mencari, dan menganalisis fakta-fakta suatu masalah.
2.      Soerjono Soekanto, penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada analisa dan konstruksi yang dilakukan secara sistematis, metodologis dan konsisten dan bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran sebagai salah satu manifestasi keinginan manusia untuk mengetahui apa yang sedang dihadapinya.
3.      Parson, peneliian adalah suatu pencarian atas segala sesuatu yang dilakukan secara sistematis.
4.      Woody, penelitian adalah suatu metode untuk menemukan sebuah pemikiran yang kritis.
Berdasarkan berbagai definisi tersebut, maka kesimpulan dari penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk menemukan dan mengembangkan serta menguji kebenaran suatu masalah atau pengetahuan guna mencari solusi atau pemecahan suatu masalah.
Kegunaan penelitian adalah sebagai berikut :
1.      Untuk memperkuat ilmu pengetahuan.
2.      Mengembangkan ilmu pengetahuan.
Syarat penelitian sebagai berikut :
1.      Sistematis, dilaksanakan menurut pola ertentu dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien.
2.      Terencana, dilaksanakan secara sengaja dengan langkah-langkah yang sudah dipikirkan sebelumnya.
3.      Mengikuti prosedur ilmiah, mulai dari awal sampai akhir kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang sudah ditentukan sesuai dengan ilmu pengetahuan.
Cara berfikir seorang peneliti :
1.      Skeptis, peneliti harus menanyakan bukti atau fakta untuk mendukung suatu pernyataan, jangan mudah percaya begitu saja, tanpa ada bukti-bukti yang nyata.
2.      Analitis, peneliti harus mampu menganalisa setiap pernyataan atau persoalan yang dihadapi.
3.      Kritis, peneliti harus selalu mendasarkan pikiran dan pendapatnya pada logika serta menimbang berbagai hal secara objektif berdasarkan data dan analisis akal sehat.
4.      Jujur, seorang peneliti tidak memasukkan keinginannya sendiri kedalam data.
5.      Terbuka, seorang peneliti bersedia memberikan bukti penelitian dan siap menerima pendapat pihak lain tentang hasil penelitiannya.
Sikap seorang peneliti :
1.      Objektif, seorang peneliti harus dapat memisahkan perasaan peribadi dan fakta.
2.      Kompeten, peneliti harus mampu menggunakan metode dan teknik penelitian tertentu.
3.      Faktual, seorang peneliti harus bekerja berdasarkan fakta yang diperoleh.


SUMBER

Mayati Kun.2013.Sosiologi dan Antropologi.Jakarta:Erlangga


BEBERAPA ALASAN SARJANA GAGAL

Tulisan ini saya buat untuk menjawab beberapa pertanyaan siswa yang lagi galau "katanya" menentukan pilihan antara lanjut kuliah atau kerja karena minset "sarjana gagal" di masyarakat awam.
Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan itu hukum pasti hidup manusia hanya saja momentnya yang beda, jadi gagal gak bisa kamu hindari ya genks 😊😊😊😊 dan setiap kegagalan pasti ada hikmah dibaliknya dan yg pasti ketika gagal kamu harus bisa bangkit. (okeh cukup..  Kepanjangan intronya 😂😂😂)
Ada beberapa faktor yg membuat orang menjadi "sarjana gagal" (diantaranya ini ada pengalaman saya dan beberapa teman sarjana trus sisanya search deh di google)
Lima faktor yang sering kita temui di masyarakat dan menyebabkan seseorang walaupun berhasil menyelesaikan masa perkulihannya tapi sulit untuk mengaplikasikan ilmunya karena tidak sesuai dengan fasionnya.
Salah pilih jurusan,  mungkin saat kamu masih duduk di bangku sma, jurusan itu lagi boming2nya sehingga membuat kamu tertarik padahal itu bukan fasionmu, dan ketika kamu memilih jurusan itu kamu berat buat menjalaninya dan bingung apa yg akan kamu lakukan setelah kamu lulus.
Gak yakin dengan pilihan,  juga dapat membuat orang gagal dalam mengaplikasikan ilmunya dilapangan, sebab ketika seseorang merasa tidak yakin maka dia akan malas mencoba akhirnya jadilah sarjana gagal.
Ikut-ikutan teman,  sekali lagi ditekankan disini memilih jurusan dalam perkuliahan harus sesuai dengan fasionmu jangan ikut2an teman, sebab yang akan menjalani masa kuliah itu adalah kamu, ketika kamu tidak mampu melaksanakannya otomatis kamu akan malas menerima ilmunya dan walaupun kamu selesai belum tentu kamu bisa menerapkannya di lapangan.
Paksaan orang tua,  sama sih dengan ikut2an temen, ketika kamu terpaksa memenuhi tuntutan orang tuamu terhadap jurusan yang mereka mau dan kamu tidak mau, tentunya akan berat buat kamu jalani, kemungkinannya hanya ada dua kamu gagal sarjana atau kamu akan menjadi sarjana gagal ( tapi ada kok yg berhasil dengan pilihan ortunya karena dia berjuang buat, mampu menjalani dan mengaplikasikan ilmunya, tapi prosentasinya sangat sedikit.  😊😊😊)
Tuntutan gaya hidup, ini ni yang agak gak baik, kamu kuliah hanya karena tuntutan gaya hidup semata, supaya kamu dilihat, sebagai anak kuliahan saja, ilmu yg kamu dapet hanya masuk kuping kanan keluar kuping kiri, kamu hanya butuh gengsi saja,  dan jangan heran kalo kamu akan jadi sarjana gagal sebab masa kuliah kamu hanya dihabiskan untuk kupu-kupu saja (kuliah-pulang/kuliah pulang) sedih yaaa 😅😅😅😅
Nah yang terakhir kenapa kamu jadi sarjana gagal adalah kamu "sombong" sombong sama nikmat tuhan, sombong sama gelar yg kamu sandang, segala sesuatu itu butuh proses ya, gak, ada orang yang sampe tingkat tertinggi tanpa naiki tangga, jadi kalo kamu mikir kamu sarjana dan kamu harus dibayar mahal kamu harus siap dengan status sarjana gagal.  satu hal yang harus kamu tahu tentang sarjana say,  sarjana itu di didik untuk jadi mandiri bukan untuk jadi pekerja, dan menerapkan ilmu yang kamu dapat sebagai manfaat besar untuk masyarakat bukan untuk pribadi (ini salah satu kata sambutan rektor saya  saat wisudah, dan ini bener melakat di otak saya sampe sekarang serta jadi  motivasi besar saya di dunia kerja)  dan prihal kenapa saya bilang kamu sombong terhadap nikmat tuhan, karena kamu tidak percaya terhadap apa yg sudah tuhan atur untuk hidupmu sehingga kamu harus memulainya dari hal paling kecil supaya kamu punya pengalaman.
Karena sebenarnya dunia kerja itu butuh pengalaman bukan butuh gelarmu semata. Saran buat adik-adik yang sedang galau memilih kuliah atau gak karena mineset "sarjana gagal" cernah deh baik2 kenapa mereka gagal, dan yang pasti kalian juga harus percaya sama takdir tuhan, tuhan tidak pernah salah menentukan tadir hambanya yang berusaha, dan yang pasti kamu harus bener2 paham fasionmu dan jeli melihat peluang jurusan yang harus kamu ambil supaya kamu tidak menjadi calon "sarjana gagal" good luck  😊😊😊

Rabu, 21 Februari 2018

KONTROVERSI MATA NAJWA 100 HARI ANIES-SANDI

Beberapa waktu yang lalu berseliweran di timeline media sosial tentang pendapat orang-orang bagaimana sikap Mbak Najwa Sihab ketika memborbadir  Pak Anies Bahwedan tentang 100 hari kerjanya. Kebanyakan pendapat dari para netter mengkritik cara Mbak Najwa memberi pertanyaan dan memotong jawaban Pak  Anies, intinya Mbak Najwa salah, dianggap tidak berkopeten dibidang jurnalistik.
Saya nonton acara itu, memang benar pertanyaan Mbak Najwa dan jawaban Pak Anies berlomba-lomba, tapi menurut saya itu hal yang biasa, Pak Anies juga menjawabnya dengan kopeten dan tetep “stay cool” walaupun kadang terlihat sedikit emosi, begitu juga Mbak Najwa walaupun berapi-api ketika memborbadir Pak Anies dengan pertanyaan dan pendapatnya tetapi masih terlihat “elegan”.
Disini saya tidak sedang ingin membahas tentang cara Mbak Najwa dan Pak Anies, tetapi lebih kepada pandangan netter, tidak ada yang bisa memaksa netter untuk menyukai atau membenci sesuatu, karena itu adalah hak setiap orang.
Saya hanya akan menghubungkan konsep manusia “modern” dangan sikap netter jaman sekarang.
Ada 9 konsep manusia modern menurut Alex Inkeles,
1.      Memiliki sikap hidup untuk menerima hal-hal yang baru dan terbuka untuk perubahan.
2.      Menyatakan pendapat atau opini mengenai lingkungan sendiri atau hal yang terjadi jauh diluar lingkungan serta dapat bersikap demokratis.
3.      Menghargai waktu dan lebih banyak berorientasi ke masa depan daripada masa lalu.
4.      Memiliki perencanaan dan pengorganisasian.
5.      Percaya diri.
6.      Perhitungan.( Saya melihat perhitungan disini sama dengan perencanaan yang  lebih matang, bukan lebih kepada konotasi “pelit”)
7.      Menghargai harkat hidup manusia lain.
8.      Berfikir ilmiah.
9.      Menjunjung tinggi suatu sikap dimana imbalan yang diterima seseorang haruslah sesuai dengan prestasinya di masyarakat. (Untuk yang satu ini saya lebih suka memahaminya sebagai sesuatu yang “Objektif”)
Melihat sembilan konsep tentang manusia modern ini,
Dari sembilan konsep manusia modern tersebut ada satu konsep yang lebih dominan digunakan para netter dengan latar belakang modernisasi yaitu “menyatakan pendapat atau opini mengenai lingkungan sendiri atau hal yang jauh diluar lingkungannya” seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa tidak ada yang bisa memaksa para netter untuk menyukai atau membenci sesuatu karena setiap orang berhak untuk berpendapat dan beropini, akan tetapi dari sekian banyak opini yang berseliweran di dunia maya kebanyakan itu tidak sesuai dengan konsep “manusia modern” sebab banyak diantaranya yang berpendapat lebih menilai sisi negatif dari setiap persoalan. Padahal jika kita melihat lebih jauh tentang konsep tersebut, kita berhak beropini, kita berhak berpendapat tetapi harus lebih demokrasi. Kita dituntut untuk lebih terbuka terhadap hal-hal baru dan perubahan, walaupun dalam kenyataannya tidak semua hal baru itu berdampak positif dalam kehidupan kita oleh sebab itu kita harus bisa memfilternya agar sesuai dengan kehidupan kita.
Berkutnya dalam konsep manusia modern kita juga harus bisa menghargai waktu dan lebih banyak berorientasi pada masa depan atau lebih singkatnya manusia modern itu harus bisa moveon, nah untuk yang satu ini ketika dikaitkan dengan komentar dan opini netter di dunia maya kebanyakan diantaranya mereka masih belum bisa move on dari masa lalu, akubatnya banyak sekali komentar-komentar atau opini-opini yang terkesan seperti “provokasi”. Untuk hal yang satu ini mungkin saya hanya bisa menyarakan kepada pembaca, agar lebih selektif dalam membaca komentar ataupun opini publik, kadang opini yang berkembang juga bisa menggiring kita untuk berfikir yang sama, oleh sebab itu kita harus lebih pintar dalam mencerna opini dan komentar netter. (mungkin juga opini saya ini, walaupun sebenarnya gak ada niat buat menggiring opini sihhh J).
Konsep manusia modern berikutnya memiliki perencanaan, percaya diri, dan perhitungan. Dalam beropini ketiga ini termasuk pondasinya (menurut saya) karena saat beropini kita harus punya perencanaan yang baik, percaya diri yang baik, dan perhitungan baik pula, kenapa?? sebab ketika kamu ingin membuat suatu opini tentang apapun kamu harus punya tiga hal tersebut supaya opinimu mateng dan yang pasti kamu tidak akan terkesan menggiring opini orang lain, kebanyakan opini dan komentar para netter di media sosial itu terkesan hanya mengikuti isu yang berkembang dan emosi semata.
Next, menghargai harkat hidup manusia lain, ini penting! Karena saat menulis sebuah opini atau komentar atas sebuah opini yang pasti ada dipikiran pertama bagaimana kita harus menghargai pendapat orang atau apapun yang orang lain lakukan, bukan dengan mencela, menghina, ataupun mencacinya karena hanya merasa tidak setuju dengan pendapat orang tersebut. Lagi-lagi disini kita tidak dianjurkan untuk melihat sisi negatif orang lain. Sedangkan dalam komentar dan opini-opini yang berseliweran tentang isu tersebut kebanyakan melihat sisi negatifnya ketimbang mengulik sisi positif dari talk show tersebut.
Lanjut, berfikir ilmiah menjadi konsep manusia modern berikutnya, ketika berkomentar ataupun beropini seseorang harus mampu berpikir ilmiah, yah paling gak kajiannya yang bisa dibuktikan secara keilmuan ajalah, jangan yang hanya berdasarkan perasangka semata. Biasanya komentar yang berdasarkan perasangka atau praduga ini akan berakhir pada komentar atau opini jahat, isinya pastilah yang nyelekit dihati, kebanyakan komentar ataupun opini tentang talk show ini hanya komentar jahat yang intinya menghina, atau menjatuhkan salah satu diantara kedua orang terlibat dalam talk show tersebut, gak ada kajian positif dari opini ataupun komentarnya.
Dan yang terakhir adalah “objektif”, dalam berkomentar ataupun beropini kita harus objektif jangan subjektif, karena kalau kita memberi komentar yang objektif komentar dan opini yang kita berikan tidak terkesan berpihak tapi lebih fleksibel aja, berbeda ketika kita memberikan komentar atau opini dengan pandangan subjektif, kita terkesan lebih membandingkan sesuatu, di dalam komentar dan opini tentang talk show tersebut kebanyakan (walaupun tidak semua) pandangaannya lebih subjektif. Jadi lebih banyak kesan para netter membandingkan atau mengagungkan salah satu diantaranya.
Menjadi manusia modern yang kritis adalah tuntutan globalisasi itu pasti,tapi ada baiknya kita lebih terbuka dalam menilai suatu isu, tidak selalu memandang segala sesuatu itu dari sisi negatifnya saja tetapi juga dapt melihat sisi positifnya, supaya kita tidak menjadi manusia yang “pendek akal” yang mudah menilai segala sesuatu hanya dengan satu sudut pandang saja

Selamat malam dan salam damai.

Senin, 15 Januari 2018

BALADA GURU MUDA

Hari ini tepat tiga tahun saya mengajar di sekolah ini, sekolah di tengah kampung (saya selalu bangga dengan kata ini, karena tanpa kampung tidak ada kota ahh... Masih belum moveon ternyata 😂😂😂), sekolah yang sudah banyak mencetak anak-anak hebat.
Saya disini, ditengah-tengah guru senior dengan mainsetnya pada masanya, masa dimana dengan sedikit tindakan "koersi" mampu membuat para siswa bertekuk lutut, tidak berkutik sebab tak ada payung hukum yang melindungi dengan dasar "kekerasan", dipukul jika itu karena kesalahan jangan berharap dapat perlindungan orang tua, yang ada justru pembantaian lanjutan, sebab untuk mereka (orang tua dulu) jika anaknya dihukum itu adalah sebuah tamparan atau bahkan pengumuman kepenjuru negeri bahwa anaknya pembangkang dan hal ini tabu terjadi (dilarang), oleh sebab itu panggilan BK atau bahkan hukuman guru yang melibatkan orang tua adalah hal yang harus dihindari si anak, disinilah pendidikan karakter yang diselipkan, si anak mampu menyadari pentingnya sebuah kedisiplinan,kemandirian, dan yang pasti sopan santun.
Mainsetnya tetap sama tindakannya masih sama, tapi polannya yang berubah, jika polanya tetap sama maka sekarang ada payung hukum yang bertengger menjadi benteng cantik pelindung bagi anak negeri dengan tameng "kekerasan" sekali cubitan "penjara" menanti, sekali pukulan "peradilan" menunggu. WOW... Oleh sebab itu polanya berubah, tidak lagi dengan pembantaian pada masa sebelumnya, tapi katanya harus pakai "hati". Karena menurut pakar, kekerasan dapat memicu tindakan serupa menjadi tindakan dasar anak, yess...  Awesomeee..
Dulu berjalan berpapasan dengan "guru" sekalipun guru muda kepala sudah pasti menunduk dengan sendirinya, dulu meminta izin kepada guru demam tiba-tiba menyerang jika tidak ada alasan pasti, dulu menulis surat atau berkirim pesan dengan guru seperti ingin menulis pesan dengan bapak presiden, tulis/hapus sebab takut ada kata-kata yang salah, dulu duduk berdua dengan guru seperti duduk bersama pejabat penting negara karena takut salah bicara atau bahkan seperti menghadapi ujian nasional dadakan karena takut salah pertanyaan atau jawaban ketika guru bertanya, oleh karenanya berpapasan,duduk berdua guru itu adalah pemandangan yang sulit didapat kecuali mereka yang spesial buat para guru, itu "DULU".
Sekarang pemandangan dan situasi seperti itu lumrah terjadi, duduk bersama guru dengan bahan rumpian terkini, berpapasan dengan guru senior biasa saja, apalagi berhadapan sama guru muda, seperti berhadapan sama temen seangkatan, berkirim pesan sama guru seperti berkirim pesan dengan tetangga "biasa aja" gak ada drama demam tinggi karena nervous harus nulis apa.
Pertama kali saya masuk di sekolah ini, saya berharap bisa menerapkan pola guru jaman dulu kedalamnya, beberapa bulan kemudian saya menyerah karena tidak berhasil, sebab anak didik jaman now justru semakin gerah dengan pola tersebut, tentunya mereka juga semakin tak terkendali secara tindakan. Harus mengikuti pola baik hati, di dekati dengan hati supaya bisa lebih paham kondisi psikis anak, dan yang lebih ekstrim lagi guru harus mampu menciptakan anak yang mempunyai nilai baik di segala bidang, bingung ini sebuah tantangan atau paksaan.
Blokade terdasyatnya adalah kita (para guru muda) dituntut untuk menjadi kreatif supaya bisa menciptakan pola belajar yang menyenangkan untuk mengikuti mood anak didik jaman now. 😆😆
Urusan kreatif kita para guru jaman now harus mengikuti serangkaian bimtek, pelatihan, dan segala perubahan dan perombakan kurikulum yang kadang diwajibkan dan tiba-tiba dianggap biasa atau lebih tepatnya hukum "makruh" dikerjakan tidak dapat pahala ditinggalkanpun tidak berdosa (ya begitulah kira-kira), belajar 4 tahun dengan latar belakang pendidikan tidak akan cukup untuk menutupi mood siswa "jaman now". Harus lima langkah diatas mereka, itu "HARUS" ya!  Kalo tidak kamu akan dapat cap "guru gagal".
Belum Lagi kami harus berhadapan dengan segala bentuk perancangan (bukan hanya kerja kantor butuh rancangan, ngajar juga butuh cuy!  Ya itu tadi buat ide kreative supaya belajar jadi menyenangkan buat siswa) pelaporan setiap akhir semester tentang apa aja yang kami lakukan dikelas sepanjang itu. Serangkaian soal yang harus kami buat berulang dengan aspek yang berbeda setiap semester (UAS) pertemuan (latihan) dan setiap 1 bulan sekali (saya) ( buat UH) even soal itu dibuat dengan perjuang bertubi dengan waktu berhari-hari dan kalian tau yang miris dilakukan siswa "ngerjainnya hanya dalam hitungan menit" dengan asumsi 20% nilai adalah bonus tuliasan aja (buat soal isian) dan buat yang satu ini saya secara peribadi mau sungkem sama guru mapel paling sering remedial di SMA dulu (bu desiana) maafin rita yakk sering mikir gini dulu setiap UH ibu. 😰😰😰.
Lanjut tuntutan kreatif kami tidak berakhir disini say, setiap event ntahlah apapun itu guru always ya dituntut untuk merangsang kreatifitas anak didiknya. Belum lagi penyesuaian dengan segala perubahan peraturan tentang pendidikan yang todak bisa saya jabarkan disini satu persatu.  Ditambah...
Kami harus siap dengan segala tuntutan
 "anak kurang pintar" ya karena "gurunya kurang berbakat"
"anak kurang paham" ya karena "gurunya terlalu cepet jelasin"
"anak membangkang" ya karena" gurunya terlalu keras"
Semua serba "guru" lalu "siswa" dimana???  Siswa itu apa? Mereka adalah peserta didik yang harus kita tempa menjadi gen abad 21 yang berilian yang pasti us your creative on your teach.
Oh ya..  Gaji, kalian jangan bertanya itu pada guru "honor" seperti kami, kami hanya senyum cantik aja untuk menutupi segala kegalauan,  kalaupun kalian melihat kami nanti jalan atau belanja mewah itu adalah gaji yang sudah kami tabung sekian bulan (you know whatlah 😊😊😊) buat menghibur kelelahan sekian bulan kami, ya walau kadang liburan tetep aja harus masuk karena ada side job yang harus dikerjakan sebelum liburan berakhir uda wajib selesai (nahhh kebayangkan???)
Saya tidak sedang mengeluh ya say, tapi ini kenyataan yang harus kami hadapi sebagai "tantangan" mybe untuk menjadi "guru muda". Kami akan menyerah?  Yang pasti tidak! Karena kosekuensi ini yg kami hadapi ketika kami menjadi "guru" trus kalian disana sebagai peserta didik dan mungkin orang tua, masih mebgeluh kami hanya bekerja saat kami di kelas semata? 😊😊😊😊
Ini bukan keluhan ya! Ini balada kami (guru) yang pasti selalu dipandang satu mata (bagi, sebagian sih, gak semua 😂😂😂😠) salam hangat dunia pendidikan #please jangan salahpaham dengan ini, bukan nuntut gaji, atau apalah, yang saya ungkapkan ini adalah rutinitas kami yang tak terlihat karena selalu ditutupi senyum manis 😂😂😂😂
#selamatmalam

BENTUK HUBUNGAN SOSIAL INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM MASYARAKAT

  Hubungan sosial merupakan fenomena sosial yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan sosial dalam masyarakat heterogen cend...