Sabtu, 08 Juli 2017

Love Come's Late Part 3

Seminggu berlalu setelah pertemuan itu, sekali lagi aku yang harus mencairkan suasana aneh yang dia ciptakan, aku yang harus menjembatani kediaman mereka berdua.
Sejak saat itu, Joni dan aku seperti orang asing, ntah siapa yang memulai membuat jarak, mungkin kebungkaman yang terjadi malam itu sudah menjelaskan bahwa hubungan singkat kami cukup sampai disini.
Sekarang kesibukanku hanya seputaran Redo, setiap pagi dia selalu setia menjemputku bahkan ketika pulang sekolahpun dia siap menunggu, hanya saja aku yang selalu menolak dengan berbagai alasan, dan dia menerima saja tanpa protes.
Hari ini, aku sangat malas menunggu jemputan Redo,  setelah semalam kami berdua terlibat debat panjang persoalan hubungan tanpa status yang sedang kami jalani.
"kamu maunya kita ini gimana? Selamanya seperti ini? " protes Redo lewat pesan singkat, setelah telponnya aku putuskan.
"aku uda berkali-kali bilang, kita cuma teman, gak lebih dari itu do." balasan singkat ku cukup untuk memberikan kejelasan atas pertanyaannya, dan malam itu telpon genggamku mati hingga pagi.
Aku sudah prepare hari ini akan berangkat bersama Bella, karena kemungkinan di jemput oleh si Redo sangat kecil. Buku pelajaran sudah ready, sarapan sudah selesai lima menit yang lalu, sekarang tinggal sepatu dan duduk manis menunggu jemputan Bebe (panggilan akrabku kepada Bella.)
"lima menit lagi ya jenk!" pesan singkat Bella
Okehlah, pikirku, masih sangat jauh dari jam deadline masuk sekolah 😂😂
Aku masih punya kesempatan menonton acara gosip kesukaan emak (hahaha)
"tiiiinnnn... " tiba-tiba bunyi kelakson super panjang mengalahkan suara host gosip yang ku stel dengan volume medium, aku keget, ini belum juga lima menit seperti yang Bella janjikan, tapi anak itu sudah muncul.
"tumben" gumamku, seraya bergegas menyambar tangan ibuku untuk salam, dan beranjak dari ruang tengah, dan lagi-lagi dia, si biang masalah muncul.
Seperti biasa dia menyuguhkan senyum mematikannya,  dia seperti tanpa beban datang menjemputku setelah kejadian malam kamis super manis yang dia buat.
"ngapain?" celetuk ku
"jemput kamu lah neng, ngapain lagi? " senyumnya semakin menyeringai.
"aku uda ada jemputan bentar lagi" mukaku sudah ku tekuk sedemikian rupa, supaya dia sadar bahwa aku tak nyaman dengan kedatangannya.
"Bella? Dia bakal telat, motornya aja masih di pake kakaknya." masih dengan senyum racunnya.
"ga papa telat, aku udah janji bareng dia, gak boleh ingkar. " alasanku semakin menjadi-jadi supaya tidak berangkat bareng cowok menyebalkan itu.

Tapi dia tidak bergeming sedikitpun, dia masih duduk manja diatas motornya. Sejenak suasananya menjadi tak nyaman, tapi ku biarkan saja sampai dia beranjak dengan sendirinya.
Telpon gengamku bergetar, sebuah pesan masuk, segera ku buka,  berharap itu dari Bella dan dia sudah berada di depan pagar. Iya itu pesan dari Bella, tapi bukan kedatangannya, melainkan pembatalan janji, karena dia sudah berangkat bersama pujaan hatinya, dengan alasan panjang yang sama sekali tidak ingin ku baca, "aku benci kamu be.." gumamku dalam hati,  Kenapa harus sekarang kamu batalin janji, disaat orang menyebalkan ini ada di hadapanku.
Segera ku cangklong tas, dan beranjak dari teras, jalan kaki super cepat, berharap segera menemukan angkot di depan gerbang, tanpa mempedulikan mahluk menyebalkan itu. Ia tak kalah sigapnya denganku, memelankan gas motor, mengikutiku seperti penjahat sembari terus tersenyum. Ini benar-benar pagi yang sial.
#tobecontinue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BENTUK HUBUNGAN SOSIAL INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM MASYARAKAT

  Hubungan sosial merupakan fenomena sosial yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan sosial dalam masyarakat heterogen cend...